Bisnis.com, WASHINGTON --Gugatan hukum harus dihadapi Citigroup Inc. di Amerika Serikat.
Kementerian Kehakiman AS meminta Citigroup Inc. membayar lebih dari US$10 miliar untuk mengakhiri penyelidikan terkait penjualan obligasi berbasis kredit properti sebelum krisis ekonomi 2008.
Bloomberg yang mengutip sumber rahasianya melansir hal itu, Sabtu (14/6/2014).
Menurut sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya tersebut, kejaksaan menarik diri dari mediasi dengan Citigroup pada Senin (9/6) dan memutuskan menggugat salah satu bank terbesar dunia itu.
Pembicaraan dilaporkan gagal karena Citigroup hanya menawarkan kurang dari US$4 miliar.
Kementerian Kehakiman diperkirakan mengajukan gugatan paling cepat pekan depan.
Kedua pihak telah bernegosiasi sejak April. Namun, tawaran pihak bank dipandang tidak dapat diterima.
Terkait hal ini, Juru Bicara Citigroup Mark Costiglio dan Juru Bicara Kementerian Kehakiman Brian Fallon menolak berkomentar.
Antara 2005 hingga 2008, Citigroup menjual sekitar US$91 miliar kredit properti yang dikemas dalam sebuah surat utang yang tidak bergaransi ataupun dikeluarkan oleh agen pemerintah.
Citigroup, yang berbasis di New York, AS, termasuk setidaknya delapan bank yang tengah diinvestigasi oleh kementerian mengenai dugaan menyesatkan investor tentang kualitas surat utang berbasis kredit properti.
Bank-bank lain yang juga diperiksa adalah Credit Suisse dan Wells Fargo & Co.
Pada November 2013, JPMorgan Chase & Co sepakat membayar ganti rugi US$13 miliar untuk mengakhiri penyelidikan serupa yang dilakukan regulator federal dan negara bagian.