Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ZONA EURO: Keputusan ECB Selanjutnya Masih Dinantikan Pasar

Keputusan European Central Bank (ECB) untuk memangkas suku bunga acuan dan memacu kredit mengindikasikan strategi ECB lebih berfokus melalui sistem perbankan daripada pasar obligasi.
 Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, PARIS—Keputusan European Central Bank (ECB) untuk memangkas suku bunga acuan dan memacu kredit mengindikasikan strategi ECB lebih berfokus melalui sistem perbankan daripada pasar obligasi.

ECB akhirnya mengambil langkah intervensi, salah satunya memangkas suku bunga acuan untuk memerangi deflasi sekaligus melunakkan nilai tukar euro yang telah mengganas selama beberapa bulan terakhir.

Namun, sejumlah ekonom terlihat skeptis dalam memandang keefektifan paket pelonggaran ECB itu. Jika paket pelonggaran tersebut gagal mengerek naik inflasi sesuai dengan target ECB, maka Draghi tidak memiliki pilihan lain, salah satunya mengikuti gaya bank sentral AS dalam membeli obligasi masif.

 “Kami masih harus melihat sejauh mana efek dari kebijakan ini, saya tidak menolak jika ada beberapa pandangan pesimistis. Selain itu, kami juga harus melihat apakah memungkinkan untuk memaksa pasar finansial memberikan uangnya ke perusahaan,” kata Andreu Antonell, Direktur Manajer  Macsa Id SA di Barcelona, Jumat (6/6/2014).

Untuk memerangi perlambatan ekonomi dan ancaman deflasi, ECB menjadi bank sentral utama yang mengharuskan perbankan untuk membayar jika memarkirkan dananya ke ECB. Suku bunga deposito saat ini bertengger 0,10% dan suku bunga acuan utama di posisi 0,15%.

Paket kebijakan ECB itu juga mencakup pengucuran pinjaman hingga 400 miliar euro (US$542 miliar) bagi perbankan dengan bunga yang rendah. Kebijakan itu merupakan salah satu strategi ECB untuk memberikan insentif bagi bank agar meningkatkan kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Selain itu, bank sentral tersebut berkomitmen untuk menunda proses sterilisasi ketika era pembelian obligasi, guna menaikkan likuditas di pasar uang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper