Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi meminta Organisasi Kerja Sama Islam (OKi) untuk segera mengaktifkan Jaring Pengaman Keuangan Islam atau Islamic Financial Safety Net untuk membantu Palestina.
Hal itu disampaikan oleh Retno dalam acara 15th Session Of The Islamic Summit Conference “Enhancing Unity And Solidarity Through Dialogue For Sustainable Development” pada Konferensi Tingat Tinggi (KTT) OKI di Banjul, Gambia, Sabtu (4/5/2024).
Menurut Retno, OKI harus tetap bersatu untuk menghadapi krisis di Gaza dengan selalu membela keadilan dan kemanusiaan untuk bangsa Palestina. Dia menyebut ada tiga hal yang bisa dilakukan OKI.
Pertama, untuk tetap fokus bersatu membantu Palestina. Salah satunya dengan terus menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dengan cara apapun melalui dukungan kepada United Nations Relief and Works Agency (UNRWA).
"Oleh karena itu, Jaring Pengaman Keuangan Islam yang telah disepakati harus diaktifkan secepatnya," ujar Retno dikutip dari siaran resmi, Minggu (5/5/2024).
Kedua, tetap mendorong gencatan senjata permanen secepatnya. Menurutnya, gencatan senjata merupakan game-changer untuk menghentikan bertambahnya korban serta bisa meringankan penderitaan.
Baca Juga
Situasi gencatan senjata juga dinilai penting dalam menciptakan lingkungan kondusif untuk melakukan negosiasi solusi dua negara atau two state solution. Ketiga, mencegah terjadinya eskalasi.
Menteri Luar Negeri Indonesia dua periode itu menyerukan agar OKI fokus mengatasi bencana kemanusiaan di Palestina dan mencegah konflik terbuka oleh masing-masing negara.
"Kita harus memastikan stabilitas kawasan dan dunia. Persatuan OKI harus berkontribusi pada perdamaian, bukan menambah krisis," tuturnya.
Retno menyampaikan bahwa isu Palestina merupakan inti dari adanya OKI. Menurutnya, OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina. Oleh sebab itu, dia mengingatkan adanya Inisiatif Damai Arab dan Keputusan OKI bahwa damai dengan Israel hanya mungkin apabila negara tersebut menghentikan penjajahan terhadap Palestina.
"Keputusan itu mengirimkan pesan yang kuat kepada Israel, tanpa kemerdekaan untuk Palestina, maka tidak mungkin ada hubungan diplomatik. Pesan dan keputusan itu harus dipertahankan," paparnya.
Retno memaparkan bahwa serangan militer Israel selama tujuh bulan belakangan ini merupakan kekejaman terburuk di dunia modern.
Lebih dari 34.000 bangsa Palestina dibunuh oleh Israel yang berarti adanya genosida. Sementara itu, bantuan kemanusiaan selalu dihalangi sejalan dengan ancaman untuk menyerang Rafah terus berjalan. Di sisi lain, keanggotaan Palestina di PBB selalu dihalangi.