Bisnis.com, JAKARTA- Aksi intoleransi bernuansa keagamaan yang terjadi di wilayah Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, Kamis (29/5/2014) mengundang keprihatinan pihak Keraton, salah satunya dari Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun, putri sulung Sultan Hamengku Buwono X.
Ketika dimintai tanggapannya, GKR Pembayun mengaku kesal dengan tindakan intoleransi yang diduga dilakukan salah satu organisasi massa (ormas) berlatar agama tertentu.
“Lha orang lagi doa diserbu. Kan aneh,” ujarnya Kamis malam (29/5/2014) melalui percakapan Blackberry Massanger (BBM).
Menurutnya, Indonesia adalah milik semua anak bangsa, bukan hanya milik golongan tertentu saja. Imbuhnnya, berbagai aksi intoleransi yang terjadi di Tanah Air menandakan Pancasila, khususnya sila ketiga benar-benar telah dilupakan oleh sebagian masyarakat Indonesia.
Karena kesal, Pembayun sampai bercoleteh bahwsa para pelaku tindak intoleransi sudah saatnya masuk ke rumah sakit jiwa karena tindakan yang dilakukan tidak masuk di akal. “Udah banyak yang perlu berobat jalan dari Grhasia [Rumah Sakit Grhasia di Pakem, Sleman],” katanya.
Tindakan intoleransi bernuansa keagamaan kali ini terjadi di rumah Direktur Galang Press, Julius Felicius sehingga sang pemilik rumah mengalami cedera di kepala.
Para pelaku melakukan penyerangan ketika tengah dilakukan doa bersama di rumah Julius yang juga merupakan relawan pendukung salah satu calon presiden yang akan bertarung 9 Juli 2014.