Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mebel & Kerajinan Jateng Bidik Pasar Rusia

Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Jawa Tengah mendorong pelaku usaha mengembangkan pasar ke Rusia yang dinilai potensial dan menawarkan harga yang tinggi.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI
Bisnis.com, SEMARANG--Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Jawa Tengah mendorong pelaku usaha mengembangkan pasar ke Rusia yang dinilai potensial dan menawarkan harga yang tinggi. 
 
Ketua Amkri Jateng Bernardus Arwin mengatakan saat ini hanya sedikit pengusaha mebel Indonesia yang mengekspor produknya ke Rusia. Padahal, pasar Rusia sangat potensial. 
 
"Pasarnya potensial sekali. Produk kita yang banyak masuk itu mebel gaya kolonial," ujarnya kepada Bisnis.com, Jumat (23/5/2014). 
 
Besarnya potensi pasar mebel dan kerajinan asal Indonesia di Rusia tercermin dari keikutsertaan tujuh perusahaan anggota Amkri dalam  pameran dagang International Furniture Exhibition/FIDExpo di Moskow, Rusia pada pertengahan Mei 2014. 
 
"Rusia ini tidak terlalu terbuka pasarnya, barang yang masuk sangat terseleksi, banyak filter-nya. Jadi di pasar Rusia harga jualnya mahal, bisa dua kali lipat dibandingkan harga di negara Eropa lain," tuturnya. 
 
Kendati demikian, Arwin mengakui akses ke pasar Rusia cukup sulit lantaran jarak geografis yang cukup jauh, serta rumitnya sistem bea dan cukai yang diberlakukan oleh Federasi Rusia.
 
"Waktu kita ikut pameran, kita bawa sendiri barang dari Indonesia ke Rusia. Itu sangat jelimet sistem Custom Union-nya," katanya. 
 
Saat ini, lanjut Arwin, belum banyak pelaku usaha lokal yang memanfaatkan potensi pasar Rusia. Justru pengusaha asing yang mendirikan pabrik mebel di Jepara dan Yogyakarta yang sudah lebih dulu menggarap pasar Rusia. 
 
"Kalau kita bisa bangun jaringan dengan pengusaha atau buyers lokal Rusia lebih bagus. Soal pengapalan dan bea cukai jadi lebih mudah, karena importir sana yang mengurus," tuturnya. 
 
Arwin menambahkan potensi pasar Rusia harus segera dimanfaatkan pengusaha lokal sebagai diversifikasi pasar ekspor, sekaligus menghindari ketatnya persaingan harga.
 
"Jangan merebutkan pasar ekspor sampai banting-bantingan harga. Pasar rusia ini besar, itulah yang perlu digarap," imbuhnya. 
 
Berdasarkan data BPS, produk kayu dan barang dari kayu asal Jateng mayoritas diekspor ke Tiongkok, Taiwan, Jepang, Amerika Serikat, dan Jerman. Sepanjang Januari-Maret 2014, total nilai ekspornya mencapai US$254,96 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper