Bisnis.com, PHNOM PENH - Perdana Menteri Kamboja Hun Sen terbang ke Shanghai, China, Minggu (18/5/2014) pagi, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ke-IV Konferensi Interaksi dan Langlah-Langkah Membangun Kepercayaan di Asia (CICA) yang akan diadakan dari Selasa sampai Rabu.
Hun Sen didampingi oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Hor Namhong, Menteri Pembangunan Desa Chea Sophara, dan anggota lain dari pemerintah, Sry Thamarong, seorang pejabat senior di Kabinet Perdana Menteri Hun Sen, mengatakan kepada wartawan di Bandara Internasional Phnom Penh menjelang keberangkatan.
"KTT ini akan berfokus pada peningkatan dialog, kepercayaan diri dan koordinasi, membangun Asia baru Bersama Dengan Perdamaian, stabilitas dan kerja sama," katanya.
"Pertemuan puncak ini juga akan menjadi forum bagi para pemimpin di Asia untuk bertukar pandangan mengenai isu-isu keamanan dan tantangan baru." Dia mengatakan, KTT menyebut dalam konteks bahwa situasi di kawasan Asia dan dunia akan melalui perubahan yang rumit, dan kawasan Asia menghadapi tantangan dan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menurut Sry Thamarong, Hun Sen akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dan mengunjungi 'Shanghai Aircraft Design and Research Institute' selama berada di Shanghai . Perdana menteri juga akan memberikan wawancara dengan media setempat pada Selasa sore .
CICA didirikan pada 1993 sebagai forum dialog dan konsultasi serta promosi untuk membangun langkah-langkah kepercayaan di antara anggotanya mengenai keamanan dan pembangunan. Sekarang CICA memiliki 24 negara anggota dan 13 negara dan organisasi pengamat.
Negara-negara anggota CICA termasuk Afghanistan, Azerbaijan, Bahrain, Kamboja, China, Mesir, India, Iran, Irak, Jordania, Kazakhstan, Kirghizstan, Mongolia, Pakistan, Palestina, Korea Selatan, Rusia, Tajikistan, Thailand, Turki, Uni Emirat Arab, Uzbekistan dan Vietnam.
Negara-negara non-anggota termasuk Armenia, Bhutan, Brunei, Siprus, Georgia, Kuwait, Laos, Lebanon, Maladewa, Myanmar, Nepal, Oman, Korea Utara, Arab Saudi, Singapura, Suriah, Taiwan, Timor Leste, Turkmenistan dan Yaman.
Negara anggota pengamat terdiri Indonesia, Banglasedh, Jepang, Malaysia, Filipina, Qatar, Sri Lanka, Ukraina dan Amerika Serikat.
Liga Arab dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerja sama di Eropa (OSCE) hadir sebagai organisasi pengamat internasional.