Bisnis.com, PEKANBARU - Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir menyatakan pontensi industri hilir sagu sangat besar di daerah pesisir Provinsi Riau tersebut karena didukung dengan produksi di sektor hulu yang melimpah.
"Industri hilir sagu yang sangat kami butuhkan," kata Irwan Nasir kepada wartawan di Pekanbaru, Sabtu (17/5/2014).
Menurut dia, luas kebun sagu di Kepulauan Meranti lebih dari 70.000 Ha yang sebagian besar sudah ditanam secara turun temurun oleh masyarakat setempat.
Besarnya potensi sagu di daerah itu telah menarik perusahaan Astra Agro Group untuk membuka kebun sagu dan pabrik disana, yang sayangnya baru sebatas pengolahan menjadi tepung.
Padahal, ia mengatakan berbagai seminar tingkat nasional terkait sagu menyatakan bahwa 50 persen luas kebun sagu dunia ada di Indonesia. Namun, ia menyayangkan pemerintah belum serius mengembangkannya.
"Andaikan ada hilirisasi sagu di Meranti, maka pabriknya tidak akan kekurangan pasokan, dekat dengan sumber produksi dan mudah mengekspornya karena lokasi Meranti langsung menghadap Selat Malaka," katanya.
Menurut dia, kualitas tepung sagu terbaik di dunia berasal dari Kabupaten Kepulauan Meranti yang sebagian diekspor ke Jepang, Thailand, dan Singapura. Dari negara tersebut, aneka produk akhir sagu akhirnya kembali diimpor pemerintah Indonesia dalam bentuk panganan hingga kosmetik.
"Sedangkan untuk pasaran domestik, tepung sagu asal Meranti dikirim ke Cirebon untuk bikin bakso, mie dan kue-kue," ujarnya.
Dia mengatakan ada 67 pabrik pengolahan sagu berskala kecil hingga sedang di Meranti yang memenuhi pasar ekspor dan kebutuhan lokal. Hingga kini pabrik tersebut masih kekurangan bahan bakun sagu, sehingga pemerintah setempat berencana memperluas kebun.
"Sagu sangat potensial ditanam di daerah pesisir mulai dari Sumatera, Kalimantan sampai Papua. Sayangnya, pemerintah belum mengembangkannya secara intensif," ujarnya.