Bisnis.com, JAKARTA—Kepala Angkatan Bersenjata Thailand menyatakan militer akan menggunakan kekuatannya untuk meredakan kekacauan politik selama enam bulan yang kian mengkhawatirkan.
Pernyataan dari Kepala Angkatan Bersenjata Prayuth Chan-Ocha tersebut dikeluarkan beberapa jam setelah pelaksana tugas Perdana Menteri Niwattumrong Boonsongpaisan terpaksa melarikan diri akibat serangan udara dari kalangan anti pemerintah di rumahnya. Kondisi itu membuat rencana pemilu pada 20 Juli mendatang terancam gagal.
Aksi protes itu dilakukan menyusul serangan senjata dan granat terhadap kamp kelompok anti pemerintah yang menewaskan tiga orang dan melukai 22 lainnya. Kejadian itu membuat jumlah korban tewas mencapai 28 orang sejak kekacauan politik itu berawal pada November tahun lalu.
“Kami meminta semua pihak yang menggunakan senjata terhadap mereka yang tidak bersalah dihentikan sekarang juga,” ujar Prayuth sebagaimana dikutuip Bloomberg, Jumat (15/5/2014).
Dia mengatakan jika kerusuhan semakin memuncak maka militer dengan kekuatan penuh akan turun untuk melindungi rakyat.