Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selandia Baru Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Pemerintah Selandia Baru menaikkan prediksi produk domestik bruto (PDB) 2014 menjadi 4%, dari predikai sebelumnya sebesar 3,4%. Namun, pertumbuhan PDB diprediksi melambat menjadi 2,4% pada 2016.

Bisnis.com, WELLINGTON -- Pemerintah Selandia Baru menaikkan prediksi produk domestik bruto (PDB) 2014 menjadi 4%, dari predikai sebelumnya sebesar 3,4%. Namun, pertumbuhan PDB diprediksi melambat menjadi 2,4% pada 2016.

Pertumbuhan akan terdorong oleh pembangunan kembali Christcurch, kota bagian selatan negara itu yang tempo hari terkena gempa bumi.

Selain itu, Pemerintah Selandia Baru optimistis pada aktivitas perdagangan, kebijakan moneter yang kuat, di saat kebijakan fiskal dan tingkat nilai tukar seimbang. Menurut Menteri Keuangan Bill English, Selandia Baru dapat menaikkan pendapatannya dengan membatasi belanja.

"Perbendaharaan negara mendorong pemerintah untuk dapat menaikkan pendapatan tahunan sebesar 1,5 miliar dolar Selandia Baru, di tengah-tengah keterbatasan untuk menaikkan belanja. Kenaikan moderat ini akan menyediakan opsi-opsi lain bagi pemerintah untuk berinvestasi pada pelayanan publik dan mewajarkan pengurangan pajak," kata English di Wellington, Kamis (15/5/2014).

Pemerintah juga memprediksikan tingkat pengangguran akan jatuh menjadi 4,4% pada 2018 mendatang, mulai dari 5,4% pada tahun fiskal mendatang.

Rabu lalu, pemerintah menyusun rencana untuk memperoleh surplus sebesar US$322 juta untuk 2014-2015. Sementara itu, menurut data yang dirilis di Canberra, Australia, tengah bersiap menghadapi defisit sebesar US$27,9 miliar untuk proyeksit tahun yang sama. Australia tidak memprediksi akan mengalani surplus dalam 4 tahun ke depan.

Adapun utang bersih Selandia Baru adalah 26% dari perolehan PDB pada 2013. Pada 2015, utang negara itu diperkirakan menjadi 26,4% dari perolehan PDB, dan menjadi 23,8% dari perolehan PDB pada 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Editor :
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper