Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akuisisi AstraZeneca: Pfizer Serang Balik Para Pengeritik

Raksasa farmasi AS Pfizer menyerang balik kritikan dari publik internasional terhadap rencana mereka untuk mengakuisisi rivalnya AstraZeneca, yang diperkirakan bisa merusak basis ilmu pengobatan Inggris Raya
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters
Bisnis.com, JAKARTA&mdash

;Raksasa farmasi AS Pfizer menyerang balik kritikan dari publik internasional terhadap rencana mereka untuk mengakuisisi rivalnya AstraZeneca, yang diperkirakan bisa merusak basis ilmu pengobatan Inggris Raya.

Pfizer menjawab kritikan itu dengan menyatakan bahwa alasan kunci rencana akuisisi senilai sekitar US$106 miliar itu adalah kekuatan riset AstraZeneca.

Sejumlah pihak juga mengkhawatirkan adanya PHK besar-besaran di Inggris Raya yang dilakukan Pfizer apabila rencana itu berhasil dilancarkan, sesuai rencana perseroan, pada pekan depan.

Presiden Direktur Pfizer Ian Read mengatakan, akuisisi itu adalah solusi yang menguntungkan semua pemangku kepentingan, baik bagi pemilik saham dan masyarakat. Dia juga mengungkapkan bahwa menggabungkan kedua raksasa itu adalah hal mudah.

Apabila terlaksana, maka akusisi itu akan menjadi deal terbesar sepanjang sejarah korporasi Inggris Raya.

Hal inilah yang juga memicu badai politik di negara itu, yang memaksa pemerintah mencari komitmen dari Pfizer untuk menjamin para pekerja terlatih dan riset-riset ilmiah.

Dua gubernur negara bagian AS dengan basis pekerja besar di AstraZeneca dan PM Swedia—negara yang memiliki setengah sahamnya—telah angkat bicara dan menyatakan kecemasan.

“Ketika kami melihat AstraZeneca, kami menyukai ilmu mereka. Kami suka ketika penelitian mereka berhasil, di mana itu terjadi di Inggris Raya. Kami tahu ada penelitian mengagumkan di Cambridge, Oxford, London dan universitas lain di negara itu,” ujar Read, Sabtu (10/5/2014).

Dia menyangkal pernyataan CEO AstraZeneca Pascal Soriot yang mengatakan bahwa merger keduanya akan melukai perkembangan rangkaian eksperimen obat yang saat ini sedang pada tahap pengujian klinis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Editor : Saeno
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper