Bisnis.com, NAY PYI TAW, MYANMAR -- Menteri Perdagangan M. Lutfi menyampaikan eskalasi ketegangan di Laut China Selatan baru-baru ini belum membawa dampak terhadap perdagangan luar negeri Indonesia.
"Enggak begitu pengaruh. Belum, tepatnya," katanya di sela KTT Asean ke-24, Minggu (11/5/2014).
Menurutnya, nilai perdagangan Asean yang terus berlipat ganda paling tidak menjadi cermin inelastisitas antara ketegangan di Laut China Selatan dengan perdagangan luar negeri Indonesia.
Data Sekretariat Asean menyebutkan perdagangan intra-Asean melonjak hampir 400% dari US$166,8 miliar pada 2000 menjadi US$602 miliar pada 2012.
Sementara itu, perdagangan Asean dengan negara-negara di luar Asean melesat sekitar 300% dari US$759,1 miliar pada 2000 menjadi US$2,5 triliun pada 2012.
Menurut Lutfi, pencapaian itu luar biasa di tengah peningkatan tensi politik antara Asean dan China yang saling melempar klaim atas Laut China Selatan sepanjang lebih dari satu dasawarsa itu.
Kendati belum terpengaruh, Lutfi mengatakan perkembangan ketegangan ini masih menjadi pertanyaan, terutama jika muncul klaim-klaim baru di atas salah satu jalur vital perdagangan internasional itu.
Pada akhir 2013 misalnya, China pernah mengeluarkan Air Defense Identification Zone (ADIZ). ADIZ adalah kawasan udara yang ditetapkan suatu negara sebagai kawasan peringatan dini berdasarkan persepsi ancaman yang dirumuskan oleh negara itu.
Dengan ditetapkannya ADIZ, pesawat udara dari negara manapun yang hendak melintasi kawasan itu harus memberi tahu China.