Bisnis.com, JAKARTA--Indonesia dan Australia sepakat untuk menyelesaikan pemulihan hubungan politik antar kedua negara paling lambat pada Agustus.
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono siang ini menerima telepon dari Perdana Menteri Australia Tony Abbott di tengah aktivitas Konferensi Open Government Partnership di Nusa Dua, Bali, Selasa (6/5/2014).
Abbott menghubungi SBY untuk menyampaikan permintaan maaf karena harus membatalkan kehadirannya di Bali demi menyelesaikan debat anggaran di parlemen Australia.
Dalam percakapan tersebut, SBY menyampaikan harapan agar Indonesia dan Australia bisa segera menyelesaikan proses pemulihan hubungan kedua negara yang terganggu skandal tindak penyadapan badan intelejen Australia terhadap Presiden dan beberapa pejabat lain di kabinet.
RI 1 ingin agar 'code of conduct' (tata perilaku) hubungan politik Indonesia dan Australia yang sedang disusun oleh Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa dan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop bisa selesai paling lambat Agustus 2014.
Abbott menyatakan dirinya juga menginginkan hal yang sama dengan SBY dan berjanji untuk menjadwalkan perjalanan ke Indonesia dalam rangkaian kunjungan kenegaraan yang akan dia jalani pada Juni.
Sebelumnya, media massa di Australia dan Indonesia menghubungkan keputusan Abbot membatalkan kunjungan ke Bali dengan pelaksanaan operasi imigrasi Australia di pesisir utara negara tersebut.
Aparat Negeri Kangguru menghadang kapal pencari suaka yang mencoba memasuki perairan antara Indonesia dan Australia, kemudian memaksa mereka kembali ke perairan Indonesia. Kebijakan imigrasi itu adalah janji kampanye Abbott yang ditentang keras oleh pemerintah Indonesia.