Bisnis.com, MEDAN -- Sepanjang kuartal I/2014, produksi beberapa komoditas holtikultura di Sumatra Utara menurun akibat musim kemarau dan pengalihan tanam.
Kepala Sub Bagian Program Dinas Pertanian Sumut Lusiantini menyebutkan, beberapa komoditas yang mengalami penurunan produksi di antaranya bayam dan sawi hijau yang memicu inflasi Sumut pada April 2014.
Lusiantini memaparkan, sepanjang kuartal I/2014, sawi mengalami penurunan produksi 24,47% menjadi hanya 13.616 ton dari 18.027 ton pada kuartal I/2013.
Tak hanya itu, untuk bayam harus diwaspadai kendati produksi masih mengalami peningkatan, karena mulai terjadi penurunan jumlah lahan panen.
Dinas Pertanian mencatat, produksi bayam meningkat 22,08% menjadi 5.943 ton pada kuartal I/2014 dari 4.869 ton pada kuartal I/2013.
"Dari sisi iklim, akibat kemarau, terjadi pergeseran tanam dan panen. Contohnya, komoditas yang seharusnya panen pada Maret 2014, mundur ke Mei 2014. Lalu, kalau yang sudah panen, susah untuk menanam lagi karena tidak ada air," ujarnya, Jumat (2/5/2014).
Selain itu, penurunan produksi holtikultura juga terjadi sebagai dampak dari erupsi Gunung Sinabung.
Pasalnya, Kabupaten Karo merupakan daerah penghasil utama beberapa komoditas holtikultura.
"Untuk meningkatkan kembali produksi, kami sedang mencoba mengembangkan beberapa komoditas untuk ditanam di dataran rendah, termasuk sawi dan bayam di Marelan dan Langkat," pungkas Lusiantini.