Bisnis.com, SEMARANG--Laju inflasi sepanjang Maret 2014 di Jawa Tengah tercatat mencapai 0,25% didorong kenaikan harga bawang putih, bawang merah, dan kangkung.
Jam Jam Zamachsyari, Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, menuturkan dari enam kota yang disurvei, lima kota mengalami inflasi, satu kota mengalami deflasi.
Berdasarkan data BPS, inflasi tertinggi di Jateng terjadi di Kudus sebesar 0,42%, disusul Purwokerto 0,29%, Surakarta 0,27%, Semarang 0,27%, dan Tegal 0,20%.
Adapun indeks harga konsumen di Cilacap membentuk deflasi 0,16%.
"Inflasi terutama disebabkan kenaikan harga pada kelompok makanan jadi, cukai rokok, dan transportasi," ujar Jam Jam, Selasa (1/4/2014).
Komoditas penyumbang inflasi tertinggi di Jateng pada bulan lalu, yakni bawang putih dengan kenaikan harga sebesar 19,8%, bawang merah 11,3%, kangkung 10,46%, beras 0,74%, dan mobil 1,13%.
Di kota Semarang, harga bawang putih sempat naik dari Rp11.000/Kg menjadi Rp15.000/Kg pada Maret 2014 lalu.
Sedangkan komoditas yang menghambat inflasi a.l. telur ayam ras yang mengalami penurunan harga sebesar 17,06%, cabai merah 15,6%, daging ayam ras 3,9%, cumi-cumi 6,3%, dan gula pasir 1,12%.
"Kalau dilihat yang mendorong inflasi itu komoditas yang natural, mungkin terimbas banjir jadi pasokan sedikit, distribusi juga mungkin belum merata," ujar Jam Jam.
Dengan inflasi 0,25% pada Maret 2014, inflasi tahun kalender di Jateng mencapai 1,58% dengan laju year-on-year sebesar 7,08%.
Jam Jam menilai gelaran Pemilu tidak terlalu berpengaruh terhadap pergerakan inflasi di Jateng.
Pasalnya, komoditas yang banyak dikonsumsi selama kampanye dan Pemilu, seperti sandang, tidak mengalami lonjakan harga yang signifikan.
Kendati mencatat inflasi sebesar 0,39% pada Maret lalu, andilnya terhadap inflasi hanya 0,02%.