Bisnis.com, BRUSSELS—Sekelompok peretas berhasil membuat situsweb NATO down menjelang berlangsungnya referendum yang akan menentukan apakah Provinsi Crimea bergabung dengan Federasi Rusia atau tetap bersama Ukraina.
Kelompok yang menyebut dirinya sebagai ‘cyber berkut’ itu mengklaim mereka adalah patriot Ukraina yang marah karena NATO turut campur dalam urusan domestik negaranya. Sementara pihak NATO menyangkal bahwa klaim kelompok itu, yang bisa ditemukan di www.cyber-berkut.org, valid dan terverifikasi.
Selain situsweb NATO yaitu www.NATO.int, situsweb pusat keamanan siber negara anggota mereka, Estonia, juga berhasil dibuat down. Namun NATO mengklaim bahwa tidak ada sistem inti yang rusak karena serangan siber itu.
“Situsweb kami terkena serangan distributed denial-of-service (DDoS). Namun para ahli kami sedang bekerja untuk membuat semua fungsi normal. Tidak ada kerusakan operasional. Serangan itu tidak sampai merusak kesatuan sistem NATO,” kata Juru Bicara NATO Oana Lungescu dalam akun twitternya, Sabtu (15/3/2014).
Sayangnya, Oana tidak menyebutkan kemungkinan dari mana serangan siber itu dilancarkan.
Secara terpisah, Kepala Analis Teknologi Cyber Consequences Unit AS mengatakan bahwa dari bukti awal yang ditemukan, kuat dugaan bahwa serangan siber itu dilakukan oleh simpatisan pro-Moskwa.
Sebelumnya, cyber berkut ini telah menghajar beberapa situsweb Ukraina. Reuters melansir bahwa beberapa pihak percaya bahwa kelompok ini terafiliasi dengan agensi intelijen Rusia.