Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menilai perkembangan perekonomian global pada 2014-2015 masih diperkirakan membaik tetapi dengan kecepatan yang lambat.
Dampaknya dari perlambatan ekonomi global, maka ekonomi di negara-negara berkembang masih mencatat pertumbuhan yang membaik, tetapi dengan risiko perlambatan yang cukup besar.
Dalam Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM), BI mencatatkan tren kenaikan ditopang negara-negara maju yang menjadi motor pertumbuhan ekonomi dunia didorong oleh berlanjutnya stimulus moneter dan menurunnya hambatan fiskal.
Namun, risiko yang dihadapi negara-negara berkembang antara lain dipengaruhi oleh perubahan kebijakan The Fed (Fed Exit Policy), perlambatan ekonomi China dan fundamental ekonomi yang kurang kuat di beberapa negara seperti Turki, Brazil, Argentina dan Afrika Selatan.
Perbaikan ekonomi global, khususnya di negara-negara maju, mendorong terjadinya peningkatan volume perdagangan internasional. Perkembangan yang menggembirakan, terutama di AS dan Eropa, dapat mendorong kenaikan transaksi perdagangan internasional sehingga ekspor dari negara-negara berkembang meningkat.
Rata-rata volume perdagangan dunia sampai dengan Desember 2013 tumbuh sebesar 2,71% (y-o-y), lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata sampai dengan bulan sebelumnya sebesar 2,54% (y-o-y).
Namun, struktur kenaikan pertumbuhan ekonomi dunia yang belum solid mendorong harga komoditas global masih rendah. Moderasi pertumbuhan ekonomi China sejalan dengan program rebalancing ekonomi China menyebabkan tertahannya kenaikan harga komoditas global.
Sementara itu, harga minyak meskipun sempat meningkat pada awal triwulan I 2014, masih berada pada level yang lebih rendah dari tahun 2013 didorong pasokan yang meningkat.
Dengan perkembangan itu, Bank Indonesia memperkirakan harga komoditas ekspor Indonesia akan tetap membaik pada tahun 2014 meskipun tidak setinggi perkiraan semula.
Karena akseleserasi yang tidak sekuat perkiraan sebelumnya, sehingga BI kembali melakukan penyesuaian pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 berada pada kisaran 5,5%--5,9%