Bisnis.com, PADANG— Iklim yang tidak menguntungkan untuk kedelai membuat produksi tanaman tersebut turun drastis di Sumatra Barat. Akibatnya, pemprov memutuskan tidak ikut program pemerintah untuk swasembada kedelai.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengaku sudah melapor kepada Presiden dan Menteri Pertanian terkait dengan ketidaksiapan provinsi itu ikut serta meningkatkan produksi kedelai dalam negeri, akibat iklim yang tidak menguntungkan.
“Iklim Sumbar memang tidak cocok untuk tanaman kedelai. Makanya, produksinya mengalami penurunan setiap tahun. Saya sudah lapor kepada presiden dan menteri bahwa Sumbar tidak ikut program swasembada kedelai,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (13/3/2014).
Sebagai gantinya, lanjut Irwan, Sumbar menggencarkan program peningkatan produksi beras, jagung, ubi kayu, ubi jalar, dan cabai untuk menciptakan ketahanan pangan nasional.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi kedelai Sumbar tahun lalu anjlok 33,82% atau hanya mampu berproduksi 732 ton. Padahal pada 2012 produksi kedelai masih mencapai 1.106 ton.
Penurunan produksi tersebut disebabkan berkurangnya lahan panen 106 ha, yaitu dari 850 ha pada 2012 turun menjadi hanya 690 ha. Penurunan juga disebabkan produktivitas lahan turun 2,40 kwintal/ha atau 18,45%.
“Karena iklim yang tidak bagus dan produktivitasnya rendah, petani enggan menanam kedelai. Pemerintah tidak bisa paksa karena tidak menguntungkan petani. Makanya harus ada solusi lain dengan mengalihkan komoditi produksi,” katanya.