Bisnis.com, PADANG - Kantor Perwakilan Bank Indonesia wilayah VIII Padang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumatra Barat pada triwulan I tahun ini mengalami perlambatan akibat melemahnya ekspor dan konsumsi pemerintah.
Kepala Bank Indonesia Padang Mahdi Mahmudy mengatakan laju pertumbuhan ekonomi Sumbar hanya berkisar pada angka 5,8%-6,3% (yoy). Juga turun dari angka pertumbuhan triwulan IV tahun lalu yang mampu bertahan di posisi 6,8% (yoy).
“BI memperkirakan terjadi perlambatan pertumbuhan pada triwulan I tahun ini. Hal itu karena menurunnya produksi CPO yang menjadi prioritas ekspor Sumbar,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (12/3/2014).
Dia menyebutkan selain produksi CPO untuk kebutuhan ekspor yang menurun, panen raya yang sudah selesai akhir tahun lalu juga ikut memengaruhi. Termasuk belanja pemerintah di awal tahun yang masih rendah meski sudah disibukkan dengan aktivitas politik menyambut pemilu.
“Secara year on year (yoy) terjadi perlambatan, begitu juga jika dibandingkan dengan kinerja triwulan sebelumnya,” kata Mahdi.
Pada triwulan IV 2013 lalu, pertumbuhan ekonomi Sumbar meningkat signifikan mencapai level 6,8% (yoy) atau lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 5,6%.
Pertumbuhan tersebut katanya disebabkan meningkatnya aktivitas ekspor terutama berasal dari sektor pertanian, CPO dan karet. Sumbangan kedua komoditi tersebut terhadap ekspor Sumbar mencapai 87%, yakni 63,7% untuk produk CPO dan karet 23,3%.
“Pertumbuhan itu juga didongkrak belanja pemerintah di akhir tahun yang signifikan. Sehingga berkontribusi besar terhadap pertumbuhan secara keseluruhan,” katanya.