Bisnis.com, JAKARTA-- Pemanfaatan teknologi informasi (TI) dalam dunia pendidikan bisa mencakup banyak aspek. Khusus pendidikan tinggi, IT dimanfaatkan mulai dari peningkatan akses, peningkatan kualitas, hingga peningkatan tata kelola.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, guna memaksimalkan fungsi IT tersebut, maka di April mendatang Kemdikbud akan meluncurkan program kuliah daring. Direncanaka peluncuran akan dilakukan oleh Wakil Presiden Boediono.
"Sekarang sistemnya sedang dipersiapkan dan diujicoba," ujarnya seperti dimuat situs resmi Kemdikbud Kamis (6/3/2014).
Dia menjelaskan dengan program kuliah daring memungkinkan mobilitas yang tinggi di kalangan mahasiswa. Mahasiswa di Universitas Gajah Mada, misalnya, bisa mengikuti mata kuliah di Institut Teknologi Sepuluh November.
"Dengan demikian, mahasiswa memiliki wawasan yang lebih," kata Mendikbud.
Selain mobilitas yang tinggi, lanjut Nuh, kulih daring bisa menekan disparitas kualitas pendidikan tinggi di setiap daerah. Mahasiswa di daerah, bisa ikut belajar dari universitas-universitas besar seperti ITB, UI, UGM, dan lain sebagainya.
Rencana jangka panjang, sistem kuliah daring ini tidak hanya dikembangkan untuk menghubungkan antar universitas di Indonesia saja. Sistem ini, kata Mendikbud, juga akan dikembangkan untuk menghubungkan universitas di Indonesia ke universitas lain di luar negeri yang sudah memiliki sistem daring juga.
Untuk pendidikan dasar, sistem daring tidak digunakan untuk peningkatan akses. Karena konsep tatap muka di pendidikan dasar masih diandalkan. Tapi untuk urusan tata kelola, kata dia, pemanfaatan IT bisa diterapkan.
"Tatap muka untuk pendidikan dasar lebih diandalkan karena terkait dengan pembentukan kepribadian, dimana guru menjadi panutan," kata Mendikbud.