Bisnis.com, SEMARANG - Tingkat inflasi di Jawa Tengah melandai ke level 0,33% pada Februari 2014 seiring kelancaran pasokan dan arus distrbusi barang paska surutnya banjir.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Jam Jam Zamachsyari mengatakan dari enam kota yang disurvei Indeks Harga Konsumennya (IHK), seluruhnya mengalami inflasi.
Pada Februari 2014, inflasi di Kota Semarang tercatat mencapai 0,24%, di kota Cilacap 0,57%, di Kota Purwokerto 0,51, di kota Surakarta 0,28%, di kota Kudus 0,11%, dan di kota Tegal 0,78%. Dengan demikian, tingkat inflasi Jateng mencapai 0,33% sedikit di atas nasional yang tercatat 0,26%.
"Kudus inflasinya turun drastis dari 1,67% pada Januari 2014, menjadi 0,11%. Banjir sudah surut, distribusi dan pasokan mulai lancar, jadi harga turun," katanya dalam konferensi pers di kantor BPS Jateng, Senin (3/3/2014).
Adapun komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi 0,33% di Jateng, lanjutnya, adalah beras, cabai rawit, upah tukang bukan mandor, nasi dengan lauk, dan minyak goreng.
"Bulan lalu inflasi tertinggi di Tegal karena didorong kenaikan harga bahan bangunan, beras, serta rokok," tutur Jam Jam.
Sementara itu, komoditas yang mengalami penurunan harga dan menyumbang deflasi, yakni cabai merah, bawang merah, telur ayam ras, bahan bakar rumah tangga, dan bensin.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, bahan makanan mengalami inflasi 2,61%, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 1,00%, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 1,61%, sandang 0,38%, kesehatan 0,71%, pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,57%, serta transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,53%.
Dengan demikian, inflasi tahun kalender (year-to-date) di Jateng tercatat mencapai 1,33% , sedangkan inflasi tahunan (year-on-year) sebesar 7,57%.