Bisnis.com, JAKARTA--Para pemimpin baru Ukraina menuduh Rusia telah mendeklarasikan perang, sedangkan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev menyatakan pertumpahan darah sulit untuk dihindarkan di tengah meningkatnya instabilitas di negara tetangganya tersebut.
Mobilisasi pasukan bersenjata ke kota Kiev, Ibu Kota Ukraina, dan pemanggilan terhadap pasukan cadangan telah memicu kekhawatiran kian panasnya konflik di wilayah tersebut. Sementara itu, para pemimpin dunia terus mendorong penyelesaian secara diplomatis.
Dalam statusnya di jejaring sosial Medvedev menyebut pengusiran atas Presiden Ukraina Viktor Yanukovych sebagain sebuah "kudeta kekuasaan."
"Kondisi seperti itu akan memicu kondisi yang sangat tidak stabil," ujar Medvedev sebagaimana dikutip situs berita CNN.Com, Senin (3/2/2014). Dia menambahkan bahwa kondisi itu akan berakhir dengan revolusi dan pertumpahan darah darah. (CNN/Reuters)