Bisnis.com, JAKARTA--Menanggapi rencana pembuatan kapal selam oleh PT PAL, mantan Kepala Staff Angkatan Laut Laksamana (Purn) Sumarjono mengatakan Indonesia memang seharusnya membangun pertahanan negara, khususnya di teritorial perairan Indonesia.
Menurut kepala staff yang menjabat pada periode 2007-2008 ini, pembangunan pertahanan negara harus berdasarkan perhitungan kondisi geografis indonesia.
"Kalau kita lihat Indonesia itu dua pertiganya adalah perairan. Panjang pantainya 81.000 Km. Belum lagi kita juga harus bisa mengelola zona ecomonic exclusive, " jelas Sumarjono saat ditemui di Jakarta, Rabu (19/02/2014)
Sumarjono juga menjelaskan Indonesia merupaka negara yang strategis karena berada di persimpangan perlintasan jalur perdagangan internasional. 5 dari 9 titik choke point arus perdagangan dunia berada di Indonesia.
Oleh karena itu, lanjut Sumarjono, Indonesia membutuhkan alat utama sistem pertahanan (alutsista) untuk melaksanakan pengamanan di wilayah perairan Indonesia.
"Dengan luas wilayah seperti itu, kita juga butuh kekuatan yang cukup besar untuk menjaganya," tukasnya.
Sebelumnya, dalam rapat dengar pendapat DPR Senin (17/02/2014) lalu, Komisi 1 dan pemerintah telah menyetujui untuk menyerahkan proyek pembuatan kapal selam kelas changbogo kepada PT PAL.
Untuk pembuatan kapal selam ini, pemerintah memberikan dana sebesar US$ 250 juta atau sekitar Rp 2,5 triliun untuk memenuhi target implementasi pada April mendatang kepada PT PAL.