Bisnis.com, JAKARTA - Sejak menduduki jabatan sebagai orang nomor satu di Jakarta, Joko Widodo yang akrab dipanggil Jokowi, tak pernah sepi dari kecaman banyak orang. Gejala akan terus dikecam sudah terlihat sejak jauh-jauh hari. Saat akan memasuki putaran kedua Pemilihan Gubernur DKI, misalnya, betapa kencangnya 'angin ribut' mengahampiri Jokowi.
Kini, 'tembakan' ke Jokowi bukan tambah surut. Trennya meningkat dan semakin panas. Terlebih tak lama lagi, negeri ini, akan memilih presiden baru. Di mana nama Jokowi semakin santer untuk diusulkan maju ke pentas pertarungan: Menuju Indonesia 1.
Boleh jadi, kendati subjektif, tokoh-tokoh dari Partai Demokrat salah satu yang paling banyak menembaki Jokowi.
Wakil Sekjen Demokrat Ramadhan Pohan menuding:
" Jokowi bertanggung jawab atas penyadapan yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Presiden SBY. Sebab, Jokowi memberikan izin perluasan pembangunan Kedubes AS. "
Catatan: Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mempertanyakan apa hubungannya Jokowi dengan penyadapan. Sedangkan Jokowi menyebut Ramadhan korslet.
"Kebijakan pemerintah provinsi DKI Jakarta yang mengimpor busway dan BKTB dari China tidak sejalan dengan keinginan Indonesia dalam membangun dan mendorong penguatan industri di dalam negeri. "
"Terlepas dari kondisi bus yang katanya rusak dan karatan serta seperti bus bekas. Kebijakan itu jelas tidak pro industri dalam negeri. Kebijakan itu tidak sejalan dengan keinginan kita untuk membangun dan mendorong penguatan industri dalam negeri yang kuat," ujar Marzuki.
Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono:
" Jokowi harus melihat secara seksama, kemungkinan tidak hanya karena upah, tetapi ada faktor lain hengkangnya sejumlah perusahaan dari Jakarta."
"Lihat secara seksama, jangan dibiarkan begitu saja. Mungkin saja ada pungli (pungutan liar) atau bisa juga karena ada overhead cost. Kalau pungutan liar itu jelas tidak boleh."
Ketua DPR Marzuki Alie:
"Blusukan yang dilakukan pria yang karib disapa Jokowi itu memang baik. Hanya saja, blusukannya sudah kelewatan sehingga terkesan menjadi pekerjaan yang rutin."
"Blusukan itu bagus, tapi jangan terus-terusan blusukan sehingga blusukan jadi pekerjaan pokok."
"Saat pemerintah melaunching mobil murah, Jokowi bilang: saya tidak perlu mobil murah, tapi transportasi murah."
"Pernyataan Jokowi memang terdengar bagus. Namun, itu juga menunjukkan ketidakmengertian terhadap kebijakan politik pemerintah pusat."
"Kebijakan pemerintah provinsi DKI Jakarta yang mengimpor busway dan BKTB dari China tidak sejalan dengan keinginan Indonesia dalam membangun dan mendorong penguatan industri di dalam negeri. "
"Terlepas dari kondisi bus yang katanya rusak dan karatan serta seperti bus bekas. Kebijakan itu jelas tidak pro industri dalam negeri. Kebijakan itu tidak sejalan dengan keinginan kita untuk membangun dan mendorong penguatan industri dalam negeri yang kuat," ujar Marzuki.
Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf:
"Saya sedih pak Jokowi larang mobil murah, padahal Esemka itu mobil murah."
"Banyak kerja Jokowi yang hanya meneruskan gubernur sebelumnya, Fauzi Bowo." .
Nurhayati kemudian mengkritisi masalah kemacetan yang belum teratasi, termasuk juga kebakaran. "Belum pernah lho 1.000 rumah terbakar. Setahun Jokowi ada 1.000 rumah terbakar, di satu lokasi di Kelapa Gading. 1.000 Rumah terbakar, belum ada dalam sejarah, apakah itu lambang prestasi. (Era) Fauzi Bowobelum pernah."
Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul:
"Jokowi menang di Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 lalu karena nasibnya mujur. Lebih dari itu, Ruhut menganggap Jokowi hanya tukang mebel biasa.“
"Jokowi belum layak menjadi presiden karena mengurusi masalah banjir dan kemacetan di Jakarta saja masih belum mampu. Gimana mau mengurus Indonesia kalau mengurus Jakarta saja tidak bisa.”
"Jokowi itu baru setahun jadi Gubernur sudah dibilang mau jadi capres. Orang sakit namanya yang minta Jokowi jadi capres. Kami yakin, peserta konvensi Demokrat bisa kalahkan Jokowi."
Peserta konvensi capres Partai Demokrat, Endriartono Sutarto:
"Fenomena "Rising Star" Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menarik perhatian masyarakat saat ini, namun banyak tokoh hebat lain yang sekelas dengan Jokowi dan terbukti memiliki kinerja cukup baik."
"Tak hanya Jokowi, namun rakyat harus melihat gagasan-gagasan tokoh yang hebat. "Lihat juga track recordnya. Dan paham betul memiliki kemampuan dan gagasan menuju jakarta yang lebih baik."
Peserta Konvensi capres Partai Demokrat Pramono Edhie:
"Dia lebih dulu blusukan ketimbang Gubernur DKI Jakarta itu.
"Kalau Pak Jokowi , maaf, mungkin baru blusukan, tapi itu bagus."
"Sudah blusukan sejak berpangkat letnan. Kalau tentara blusukan ga cari massa tapi matok kompas, dan blusukan benar, kotor semua."
Anggota Dewan Pembina PD, Ahmad Mubarok:
"Joko Widodo adalah politisi karbitan. Memang dia media darling, tapi ada batasnya juga.
"Jokowi jadi media darling karena settingan. Tidak alami. Ada yang ngatur. Kalau settingan terlalu lama, orang Indonesia akan tahu."
"Meskipun Jokowi dinilai masyarakat Jakarta bagus, tapi Jokowi masih belum teruji. Dia kan baru menjabat sebagai gubernur."
"Kalau mau jadi capres, itu wacana. Dia belum teruji. PDI Perjuangan belum tentu mengusung Jokowi jadi capres."
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo:
Enggan meladeni kritikan banyak pihak terkait caranya memimpin Jakarta dengan lebih sering ke luar. Baginya, itu adalah cara dia.
"Caranya itu akan tetap dilakukan. Walau, banyak pihak mulai mengkritiknya. Ya bisanya itu [turun ke lapangan]. Saya ingin menguasai lapangan. Memang beda, pingin mendengar masyarakat, ingin melihat masalah.”
Mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), AS Hikam:
"Sindiran ... soal blusukan Jokowi adalah bentuk sirik. Sirik itu tanda tidak mampu."
"Penyakit yang paling mengerikan adalah iri hati atau sirik atas keberhasilan orang lain. Inilah yang tercermin dalam sindiran Marzuki Alie terhadap Jokowi yang berhasil mendapat perhatian dan bahkan pujian masyarakat karena memakai model komunikasi dan pendekatan yang merakyat, yakni blusukan."