Ini 9 Provinsi Yang Rawan Kebakaran Hutan

Bisnis.com, PEKANBARU - Ada sembilan provinsi yang saat ini rawan terhadap kebakaran hutan dan lahan akibat iklim.

Sembilan provinsi itu adalah Riau, Aceh, Kalsel, Jambi, Kaltim, Sumut, Kalbar, Kalteng dan Sumsel.

Hal itu dikemukakan oleh Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir  pada rapat dengan tajuk "Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan" Kamis (13/2/2014) dan dipimpin Penjabat Gubernur Riau Djohermansyah Djohan, dihadiri Kapolda Riau Brigjen Pol Condro Kirono, Kepala Dinas Kehutanan Pemprov Riau, Zulher, dan pejabat Kejaksaan Tinggi setempat serta puluhan pengusaha perkebunan.

Dia mengatakan iklim saat ini normal tapi mengarah ke El Nino lemah, hal itu berdasarkan laporan dari BMKG pusat.

Untuk itu berbagai pihak yang berhubungan dengan perkebunan harus dapat mengantisipasi kebakaran, karena  2014 kemarau lebih panjang dari tahun sebelumnya.

Namun, pemimpin pada sembilan provinsi yang rawan kebakaran itu harus selalu waspada dan mengantisipasi secara dini agar api tidak meluas hingga menimbulkan asap sampai ke negara tentangga.

Upaya pegendalian kebakaran harus menjadi skala prioritas, di antaranya dengan mengerahkan kelompok masyarakat sekitar.

Bahkan pemadaman api secara dini merupakan langkah terbaik agar tidak sampai meluas dan merusak hasil perkebunan perusahaan maupun milik rakyat.

Bila ada terlihat titik api, maka langkah terbaik dengan pemadam dengan cara gotong royong kemudian melibatkan aparat setempat serta koordinasi dengan instansi lainnya yang berwenang.

Sementara itu, Penjabat Gubernur Riau Djohermansyah Djohan mengatakan berdasarkan laporan BMKG yakni titik api terpantau satelit sudah berkurang menjadi 180 titik.

Adapun titik api yang sebelumnya Selasa (11/2/2014) sebanyak 244 titik dari 548 titik  tersebar di Pulau Sumatera.

Djohermansyah mengatakan penangganan kebakaran hutan dan lahan juga harus melibatkan pengusaha perkebunan dan petani pemilik kebun.

Upaya untuk pemadaman api sudah dilakukan melalui darat, udara maupun modifikasi cuaca, sehingga hasilnya mulai berkurang jumlah titik api.(Antara)