Bisnis.com, BALIKPAPAN - Pemerintah Kota Balikpapan menunggu kepastian operasional stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) sebelum melakukan pengadaan kendaraan dinas berbahan bakar gas.
Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setdakot Balikpapan Sri Soetantinah mengatakan pemerintah daerah masih belum mengetahui kapan SPBG tersebut akan dioperasikan mengingat kewenangannya berada di Kementerian ESDM.
Karena itu, pengadaan kendaraan berbahan bakar gas yang dilakukan sebagai langkah untuk mensosialisasikan penggunaan bahan bakar alternatif itu juga harus menunggu kepastian SPBG tersebut.
“Kalau tidak siap, tentu repot nantinya. Bagaimana kendaraan itu bisa jalan kalau tidak ada bahan bakar,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (9/2/2014).
Sri mengatakan apabila tidak ada kepastian operasional SPBG hingga jadwal lelang kendaraan, maka pengadaan mobil BBG pun batal. Pemkot Balikpapan tidak mau mengambil risiko apabila pengadaan mobil BBG tersebut justru menimbulkan masalah di masa mendatang.
“Misalnya malah mangkrak karena tidak ada bahan bakarnya,” tukasnya.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Setdakot Balikpapan Sudirman Djayaleksana mengatakan ada pengadaan 10 unit truk pengangkut sampah berbahan bakar gas tahun ini. Penggunaan BBG di Balikpapan saat ini belum signifikan.
Tercatat telah ada dua SPBG yang selesai dibangun dan menunggu jadwal operasi. Langkah Kementerian ESDM tersebut sebagai upaya percepatan konversi minyak ke gas. Penggunaan BBG ini diklaim lebih menghemat pengeluaran karena selain harga yang lebih murah, perawatan kendaraan juga tidak besar akibat nihilnya kerak yang dihasilkan pada mesin dan busi.
Walikota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan pemerintah daerah siap mendukung kebijakan pemerintah pusat terkait dengan konversi minyak ke gas. Hanya saja, pengamanan penggunaan BBG ini perlu mendapat perhatian agar tidak merugikan konsumen dan masyarakat sekitar.
“Apalagi saat pengisian, perlu diperhatikan agar tidak ada kejadian yang tidak diinginkan,” tukasnya.