Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan penduduk Indonesia yang diperkirakan mencapai 28,6% pada periode 2010—2035 bisa memacu pertumbuhan kebutuhan energi dan pangan hingga 40% pada periode yang sama.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan pergeseran kelas ekonomi Indonesia akan memacu pertumbuhan kebutuhan pangan dan energi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk.
Penduduk Indonesia yang berpindah dari kelas ekonomi menengah bawah ke kelas konsumsi tinggi (consumer class) akan lebih banyak mengonsumsi pangan dan energi seiring dengan peningkatan pendapatan mereka.
“Kenaikan hanya 28,6% bukan berarti kenaikan pangan dan energi hanya sekitar itu. Basic human needs, termasuk pangan, air, dan energi bisa mencapai 40%, bahkan lebih,” katanya di Istana Negara, Rabu (29/1/2014).
SBY mengatakan pemenuhan berbagai kebutuhan dasar tersebut adalah tugas dan kewajiban negara. Indonesia harus bisa menyediakan semua kebutuhan dasar tersebut dan lapangan kerja jika ingin kualitas masyarakat Indonesia semakin baik di masa depan.
“Jika pangan, air, sandang, papan, kendaraan, lingkungan yang baik, pendidikan, kesehatan, rasa aman makin terpenuhi maka kualitas masyarakat Indonesia makin baik,” kata Presiden.
Populasi penduduk Indonesia diperkirakan meningkat 28,6% dari 237,7 juta jiwa pada 2010 menjadi 305,6 juta jiwa pada 2035.
Proyeksi Penduduk Indonesia 2010—2035 yang disusun bersama oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan/Bappenas, Badan Pusat Statistik, dan Organisasi Dana PBB untuk Populasi (UNFPA) memperkirakan penduduk Indonesia akan tumbuh 28,6% pada periode 2010–2035.
Jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan naik dari sekitar 237,7 juta jiwa pada 2010, menjadi 271,1 juta jiwa pada 2020, dan melebihi 305,6 juta jiwa pada 2035.