Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan berencana membangun sejumlah pembangkit listrik dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan pada empat kabupaten di daerah ini.
Sekretaris Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulsel Syamsul Bahri mengatakan pemanfaatan sumber energi tersebut akan direalisasikan melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga hidro (PLTH) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
"Pembangkit-pembangkit itu akan ditempatkan pada kabupaten yang rasio elektrifikasi yang masih rendah terkhusus untuk listrik perdesaan," ucapnya, Selasa (28/1/2014).
Menurutnya, untuk merealisasikan rencana tersebut, Dinas ESDM Sulsel telah menyiapkan anggaran mencapai Rp4,5 miliar yang bersumber dari ABPD Provinsi Sulsel 2014.
Adapun, anggaran tersebut juga akan dialokasikan untuk mendanai program desa mandiri energi di sejumlah kabupaten agar rasio kelistrikan untuk daerah perdesaan Sulsel bisa lebih meningkat.
Syamsul Bahri menjelaskan rencana pengembangan listrik perdesaan yang salah satunya melalui pembangunan pembangkit listrik itu seiring dengan laju investasi yang tumbuh signifikan dan memicu tingkat kebutuhan energi yang terus melaju.
"Seperti pembangunan pabrik pemurnian bijih mineral tambang [smelter], itu membutuhkan listrik sangat besar, belum lagi proyek lain. Jika kita tidak mengembangkan [listrik perdesaan], daerah terpencil tidak akan merasakan listrik karena pasokan PLN sebagaian besar akan terserap ke industri," paparnya.
Andi Ashari, Kepala Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi Dinas ESDM Sulsel, mengemukakan pembangkit listrik yang segera dibangun terdiri dari 2 PLTH masing-masing di Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Luwu.
"Dua PLTH ini masing-masing berkapasitas 50 KW dan diproyesikan mengaliri listrik untuk 200 kepala keluarga [KK] yang belum terjangkau PLN," katanya.
Adapun untuk nilai anggaran untuk kedua PLTH itu dialokasi Rp2 miliar, di mana dari sisi teknologi akan menggunakan lisensi dari Jerman.
Pemprov Sulsel juga membangun dua PLTS di Kabupaten Bone dan Kabupaten Toraja, yang diperkirakan menyerap anggaran Rp 2 miliar.
"Pada proyek PLTH ini kami menargetkan setiap 1 rumah dibekali dengan daya 50 watt, di mana PLTS di Kabupaten Bone diprioritaskan untuk 100 rumah, sementara itu di Kabupaten Toraja untuk 20 rumah,"katanya.