Bisnis.com, DAVOS - Sesi penutupan menandai berakhirnya Pertemuan Tahunan ke-44 World Economic Forum, yang digelar dengan tema The Reshaping of the World: Consequences for Society, Politics and Business. Laporan Global Risks 2014, yang diterbitkan sebelum Pertemuan Tahunan ke-44 WEF, menyoroti ketimpangan sebagai risiko global.
Isu Risiko Global 2014 dimunculkan di depan dan di tengah sesi pembukaan, ketika Peter Kardinal Turkson dari Ghana, Presiden Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian, membaca pesan khusus Paus Francis kepada peserta. "Saya meminta Anda untuk memastikan bahwa umat manusia dilayani oleh kekayaan, tidak diperintah oleh itu," kata Paus.
Dalam beberapa sesi yang berfokus pada ekonomi global, para pejabat keuangan terkemuka menegaskan bahwa pemulihan ekonomi menguat, dengan Amerika Serikat menunjukkan pertumbuhan inti yang kuat.
Jacob J. Lew, Sekretaris Keuangan AS, mengatakan ia mengharapkan pertumbuhan 3% di AS pada 2014, tetapi dia memperingatkan bahwa Kongres AS dapat menciptakan "krisis palsu" karena gagal menaikkan plafon utang segera.
Mario Draghi, Presiden Bank Sentral Eropa, memperingatkan bahwa sementara Eropa pulih, pemerintah harus berkomitmen untuk mengejar reformasi struktural.
Sementara itu, Alexandre Tombini, Gubernur Bank Sentral Brasil, mengungkapkan keprihatinan tentang kemungkinan volatilitas di pasar modal dan mata uang karena kurangnya koordinasi unwinding, atau tapering, kebijakan moneter yang sangat mendukung di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya.
"Risiko baru termasuk bagaimana tapering berlangsung, dengan cepat, bagaimana dikomunikasikan dan apa efek bola saljunya," kata Christine Lagarde, Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF), dalam sebuah pleno pada prospek ekonomi global.