Bisnis.com, DAVOS - Pada laporan 2013, Enabling Trade: Valuing Opportunities, World Economic Forum dan Bain Company menemukan bahwa mengurangi hambatan supply chain dapat meningkatkan GDP dunia lebih dari US$2,5 triliun.
Seperti dikutip dalam laman WEF, dalam kaitan membangun momentum penemuan ini dan perjanjian fasilitas perdagangan WTO baru-baru ini, diluncurkan laporan 2014 Enabling Trade: From Valuation to Action, yang melihat bagaimana cara mengakselerasi reformasi.
Laporan ini berkonsentrasi pada area sektoral, regional dan fungsional di mana dampak positif dari fasilitasi supply chain akan sangat besar, atau di mana momentum perubahan sedang dibangun.
Ada empat seksi laporan itu:
Pertama, Enabling Trade: From Farm to Fork: Inefisiensi supply chain menyumbang kehilangan 30% dari pangan, atau yang terbuang antara panen sampai konsumsi. Tiga kasus studi dalam laporan ini menjelaskan cara yang menjanjikan agar pemerintah dan bisnis bekerja bersama dalam pengiriman pangan dari petani sampai konsumsi.
Kedua, Enabling Automotive Trade: Merespon permintaan untuk memberi input oleh WTO, eksekutif otomotif telah menyelesaikan perbedaan kompetisi yang dalam untuk menggabungkan prioritas perdagangan lintas batas yang lebih cepat dan sederhana. Menurut laporan itu, sekitar US$6 miliar digunakan setiap tahun oleh industri otomotif dalam inventori, yang mengakibatkan beban di perbatasan.
Ketiga, Enabling Trade: Anggota aliansi Pasifik, yaitu Chile, Kolombia, Meksiko dan Peru, akan memprioritaskan integrasi ekonomi dan fasilitas supply chain di level Presidensial. Survei dari perusahaan swasta di wilayah itu menginformasikan perlunya prioritas penanganan hambatan melalui kerja sama publik atau privat.
Keempat, Enabling Smart Border: Memperbaiki manajemen perbatasan, merupakan fokus utama dari negosiasi di Konferensi Tingkat Menteri WTO di Bali. Yang ditekankan dalam laporan ini adalah akselerasi co-development dari e-logistik dan sistem kepabeanan yang pintar.