Bisnis.com, SURABAYA - Syahbandar Utama Tanjung Perak mengimbau kapal yang hendak bertolak dari pelabuhan memperhitungkan risiko ombak tinggi yang diprediksikan berlangsung hingga lima hari ke depan.
Humas Syahbandar Utama Tanjung Perak Marzuki menguraikan maklumat pelayaran soal waspada ombak tinggi itu berlaku Rabu-Selasa (15-21/1/2014).
"Terhitung sejak kemarin [15/1/2014] cuaca agak ekstrem, utamanya di perairan Laut Jawa, perairan Masalembu, NTT, Kalimantan dan Sulawesi. Ombak di wilayah tersebut bisa 4 sampai 6 meter," jelasnya, Kamis (16/1/2014).
Kondisi itu, sambungnya, harus diwaspadai utamanya kapal dengan berat kurang dari 1.200 deadweight ton (DWT). Meski demikian kapal di atas bobot tersebut tetap harus meningkatkan kewaspadaan.
"Ombak 4-6 meter untuk kapal besar tidak masalah, kapal di bawah 1.200 GT mengkhawatirkan," tambahnya.
Soal penumpukan kapal yang hendak berangkat, komoditas pokok dan barang di Tanjung Perak akibat cuaca, Marzuki belum menemukan. Pasalnya, kapal dari daerah lain juga banyak yang menunda ke Surabaya.
"Sementara belum [menumpuk], karena dari sana tidak ada yang berangkat," jelasnya menggambarkan penumpukan kapal di Kalimas yang notabene banyak disandari kapal pelayaran rakyat berukuran di bawah 1.200 DWT.
Dia juga menegaskan untuk kapal kontainer atau kapal besar lainnya di Tanjung Perak masih beraktivitas normal. Sehingga dampak ekonomi secara masif akibat cuaca ekstrem belum terlihat.
Ombak tinggi pada awal bulan ini diduga menjadi penyebab tabrakan KM Dewaruci Jaya di Gresik, Sabtu (4/1/2014) lalu. Kapal bermuatan 1.100 ton semen tujuan Ketapang terbawa arus, sehingga bertabrakan dengan kapal lain.
Akibatnya, lambung Dewaruci Jaya pecah dan satu kontainer hilang akibat kecelakaan. Nahkoda sempat memutar balik kapal menuju Pelabuhan Gresik sesaat setelah tabrakan sebelumnya akhirnya kandas tak jauh dari dermaga.