Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan PT Pertamina untuk menaikkan harga elpiji(liquified petroleum gas/LPG) tabung 12 kilogram mulai berdampak di tingkat pengecer dengan menaikkan harga jual antara Rp124.000 hingga Rp125.000 per tabung.
Kenaikan ini melampaui perkiraan Pertamina yang memprediksi kenaikan harga gas sebesar Rp47.000 per tabung. Menurut hitungan Bisnis, harga jual gas sesuai prediksi Pertamina seharusnya berkisar Rp117.708 per tabung.
Salah seorang pedagang kelontong di kawasan Karet Tengsin, Anin (27) mengatakan tabung gas 12 kg mulai susah dicari. Namun, katanya, 4 hari terakhir konsumen justru banyak yang mencari tabung 12 kg.
“Stok gas 12 kg rata-rata seminggu hanya tersedia 5-6 tabung saja sedangkan tabung 3 kg hingga kini stok masih banyak,” katanya, Kamis (2/1/2013).
Sementara itu, salah satu perusahaan ritel di daerah Pejompongan Jakarta Pusat justru belum menaikkan harga jual tabung gas 12 kg. Dalam pantauan Bisnis, harga jual masih RP85.000 per tabung, stoknya pun melimpah.
Menurut salah seorang karyawan, Hidayat (28) di toko waralaba itu justru tabung gas 3 kg yang banyak dicari konsumen karena hanya Rp14.800. Berbeda dengan tabung 12 kg yang sejak bulan lalu kurang laku.
Dia mengatakan stok tabung 12 kg yang saat ini pihaknya jual masih mengacu pada harga lama. Selain itu, jelasnya, belum ada perubahan harga dari waralaba pusat.
Pertamina mulai 1 Januari 2014 memberlakukan harga baru Elpiji 12 Kg dengan rata-rata tingkat kenaikan harga di tingkat konsumen mencapai Rp3.959 per Kg.
Pasalnya, Pertamina masih menanggung kerugiang Rp2.100 per kg akibat harga pokok perolehan produk LPG saat ini mencapai Rp10.785 per Kg.
Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir, harga jual ke konsumen sebelum penaikan hanya Rp5.850 per Kg. Dia mengatakan konsumen elpiji 12 kg adalah masyarakat mampu sehingga dengan kenaikan ini tidak akan berpengaruh kepada daya beli masyarakat.
