Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perdagangan Indonesia-Afrika Sub-Sahara Digenjot

Kementerian Luar Negeri akan mendorong kerja sama perdagangan antara Indonesia dan 47 negara Afrika Sub-Sahara pada 2014. Pertimbangannya total perdagangan 2013 mencapai US$12 miliar dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya yang hanya US$4 miliar.

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Luar Negeri akan mendorong kerja sama perdagangan antara Indonesia dan 47 negara Afrika Sub-Sahara pada 2014. Pertimbangannya total perdagangan 2013 mencapai US$12 miliar dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya yang hanya US$4 miliar.

Dengan melihat kenaikan tersebut, kerja sama perdagangan dengan negara Afrika Sub-Sahara dirasa cukup potensial bagi Indonesia, terlebih dengan melihat jumlah penduduk kawasan Afrika Sub-Sahara yang mencapai 800 juta jiwa pada 2013.

“Pada 2011, tujuh dari 10 negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia merupakan negara Afrika Sub-Sahara,” ujar Direktur Afrika Kemenlu Lasro Simbolon di Jakarta, Senin (23/12/2013).

Oleh karena itu, dia meyakini, potensi kerja sama perdagangan dengan negara-negara Afrika sangat menjanjikan dan tidak menutup kemungkinan dikemudian hari kerja sama dengan negara-negara tersebut dapat menjadi alternatif perdagangan Indonesia yang selama ini hanya berfokus pada kawasan Asia dan Amerika.

Menurut data yang dirilis oleh Kemenlu, pada 2011 dari 10 negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia (2011-2015), 7 di antaranya negara Afrika Sub-Sahara yaitu Ethiopia (8,1%), Mozambique (7,7%), Tanzania (7,2%), Kongo dan Ghana (7,0%), Zambia (6,9%) serta Nigeria (6,8%).

Dia mengatakan dengan melihat tren kemajuan ekonomi yang positif di kawasan Afrika Sub-Sahara, wilayah tersebut sangat potensial bagi pengusaha-pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi dan mengembangkan usahanya.

Hubungan Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara di bidang perdagangan dan investasi menunjukkan trend positif. Pada 2012, volume perdagangan Indonesia – Afrika Sub-Sahara mencapai US$8,47 miliar, meningkat lebih dari 100% dibandingkan 2010 senilai US$4,11 miliar.

 

Menurut McKinsey Global Institute, pada tahun 2020 jumlah gabungan keseluruhan PDB negara-negara Afrika akan mencapai US$2,6 triliun dengan jumlah belanja konsumen mencapai US$1,4 triliun. Jumlah kelas menengah yang pada tahun 2010 mencapai 34%, diperkirakan akan terus tumbuh di tahun-tahun mendatang

“Kedepan kami akan mengajak lebih banyak pengusaha-pengusaha tambang dalam negeri untuk berinvestasi di negara-negara Afrika,” ujar Lasro.

Menurutnya, kendala yang selama ini dihadapi adalah, pengusaha dalam negeri masih ragu karena image konflik yang selama ini terdengar dan juga ketidaktahuan atas regulasi investasi di negara-negara tersebut.

Saat ini menurutnya,  terdapat sekitar 15 badan usaha asal Indonesia yang telah melakukan penanaman modal dan kegiatan produksi di kawasan Afrika Sub Sahara, antara lain di Nigeria, Ethiopia, Kenya, Ghana, Liberia, Tanzania, Uganda dan Mozambik.

Menurut data Kemenlu, investasi Indonesia di Afrika baik secara independen maupun dalam bentuk joint venturing dengan mitra internasional mencakup berbagai sektor antara lain industri pangan, agro-industri, industri kimia, pertambangan migas.

Di sisi lain, investasi dari negara Afrika-Sub Sahara di Indonesia pada 2012 mencapai US$ 1,19 milyar, meningkat tujuh kali lipat dibandingkan 2011 senilai US$ 154 juta. “Saat ini hubungan Indonesia dengan kawasan Afrika Sub Sahara cukup harmonis, sehingga memungkinkan kita untuk meningkatkan kerjasama lebih lanjut,” ujar Lasro.

Menurut Lasro, pada 2014 Kemelu akan terus melakukan kerja sama teknis dan capacity building. Ke-dua hal tersebut menurutnya perlu dikelola dan dipresentasikan secara efektif sehingga menjadi instrumen meningkatkanleverage politik yang positif dan sedapat mungkin menjadi jalan masuk produk-produk Indonesia ke pasar Afrika.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper