Bisnis.com, MEDAN - Pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara pada 2014 diprediksi mencapai 6%-6,2% dan diperkirakan akan melampaui capaian nasional yang mencapai 5,8%-6,2%.
Mikael Budisatrio, Deputi Ekonomi dan Moneter Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX Sumatra Utara & Aceh, mengatakan pengurangan stimulus The Fed terhadap perekonomian Amerika Serikat tidak membuat prediksi pertumbuhan ekonomi Sumut berubah.
Pengurangan stimulus The Fed tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS semakin membaik. Begitu pula pertumbuhan ekonomi Eropa dan negara-negara maju lainnya yang mulai pulih dari krisis.
Kondisi tersebut memang diprediksi dapat mengakibatkan investor terutama asing memilih untuk memindahkan portofolionya ke negara-negara maju yang dinilai lebih prospektif.
Indonesia yang merupakan salah satu emerging market diprediksi terkena imbas pengalihan portofolio investor tersebut. Dana-dana dari para investor diperkirakan akan banyak keluar dari Tanah Air.
Transaksi berjalan Indonesia, sambungnya, telah beberapa waktu terakhir selalu defisit. Pasalnya, setelah beberapa bulan, valutas asing di Indonesia terus berkurang akibat depresiasi rupiah.
Berdasarkan kajian kondisi tersebut, BI Wilayah IX memprediksi pertumbuhan ekonomi Sumut akan mencapai 6,0%-6,2% pada 2014 mendatang. Angka inflasi Sumut diprediksi mencapai 4,5% plus minus 1% dan pertumbuhan kredit mencapai 15%-17%.
Adapun pertumbuhan ekonomi nasional diprediksi mencapai 5,8%-6,2% dengan perkiraan angka inflasi serta pertumbuhan kredit sama dengan prediksi di Sumut.
"Pertumbuhan ekonomi Sumut kami prediksi lebih tinggi 1%-2% dibanding nasional. Pertumbuhan ekonomi tersebut masih lebih rendah dari 2011 dan 2012," ungkapnya, Sabtu (21/12/2013).
BI Wilayah IX menargetkan pertumbuhan ekonomi Sumut pada level konservatif sambil menunggu perkembangan perekonomian internasional. Pertumbuhan ekonomi Sumut tercatat masih tumbuh cukup tinggi ditopang oleh sektor konsumsi.