Bisnis.com, PEKANBARU—Produksi kelapa sawit dan karet di Riau pada tahun depan diperkirakan turun akibat banyaknya tanaman tua rusak yang sudah mendesak untuk diremajakan.
Zulher, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau mengatakan untuk sawit, dari total lahan 2,4 juta hektare (ha) yang ada di Riau, sebanyak 80.000 ha sudah harus diremajakan.
Untuk komoditas karet, dari luas lahan saat ini sekitar 600.000 ha, sebanyak 110.000 ha merupakan tanaman tua rusak yang harus diremajakan.
“Ini yang mengakibatkan penurunan produksi di 2014,” ujarnya, Jumat (13/12/2013).
Meski demikian, Zulher mengaku belum mengetahui pasti berapa kira-kira jumlah produksi sawit dan karet pada tahun ini, serta berapa persen penurunan yang akan terjadi pada 2014.
“Sekarang bayangkan saja, dari 80.000 ha sawit itu, rata-rata produksinya tidak sampai 1 ton per ha per bulan, sedangkan yang bagusnya itu 2,5 ton per ha per bulan. Sehingga terjadi penurunan 1,5 ton per ha per bulan,” jelasnya.
Zulher berharap peremajaan tanaman ini bisa secepatnya dilakukan. Dia mengakui masih ada beberapa kendala yang dihadapi, khususnya dana bagi para petani swadaya yang akan melakukan peremajaan tanaman tersebut.
“Kalau perusahaan, dia bisa melalui perbankan. Tapi kalau petani swadaya, ini yang susah. Kami mengharapkan peremajaan ini cepat digesa, baik melalui APBN atau APBD, serta perbankan agar ikut masuk dalam peremajaan sawit atau karet ini,” jelasnya.
Adapun jumlah petani yang bergerak di sektor perkebunan di Riau cukup besar, yang menurut Zulher mencapai 905.000 KK. Sebagian besar memang masih petani sawit, lalu disusul kemudian petani karet, kelapa, dan sagu.
Produksi Sawit dan Karet di Riau Diprediksi Turun
Produksi kelapa sawit dan karet di Riau pada tahun depan diperkirakan turun akibat banyaknya tanaman tua rusak yang sudah mendesak untuk diremajakan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Vega Aulia Pradipta
Editor : Linda Teti Silitonga
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu