Bisnis.com, JAKARTA -Little India. Nama itu begitu dikenal oleh kalangan wisatawan dari Indonesia. Pasalnya, ke sinilah para wistawan –juga dari manca negara lainnya- pergi mencari oleh-oleh khas Singapura. Dari mulai tekstil, sampai makanan.
Namun, kawasan ini memang, mempunyai potensi konflik yang tinggi. Dulunya, daerah dikembangkan terkait dengan penyelesaian para narapidana beretnis Tamil. Para narapidana India di Bencoolen dipindahkan ke Singapura pada 1825 dan dilakukan re-pemukiman mereka. Semua kelas masyarakat India di antara para narapidana itu, termasuk Beanres 'Brahmana', Sikh dan Dogra 'Kaatriyas', Chettiars, Bengali dan pemodal Parsi.
Little IndialLokasinya berada di sepanjang Sungai Serangon, awalnya menjadi sentra ternak, dan perdagangan ternak. Akhirnya, kegiatan ekonomi lainnya juga dikembangkan, dan pada pergantian abad ke-20, daerah ini mulai terlihat menjadi kawan lingkungan etnis Tamil.
Meskipun etnis Tamisl kini tidak mendominasi untuk tinggal di situ karena sudaH terpisah di berbagai tempat –sesuai aturan Partai Aksi Rakyat (PAR)- sebagai kebijakan keharmonisan rasial, demi warisan budaya, banyak dari etnis Tamil mulai terjun ke dunia komersil atau industri rumahan yang terkonsentrasi di Little India, meskipun zona komersial Tamil ini juga ditemukan di perkebunan HBD.
Lingkungan ini memiliki perlindungan orang dari semua ras yang ingin makan atau membeli sesuatu yang spesifik untuk budaya Tamil seperti kari atau pakaian Tamil. Salah satu contoh yang lebih menonjol patronase lintas budaya selain mereka mengenai makanan adalah bahwa banyak orang etnis China tua pergi ke toko-toko di Little India untuk menggiling beras, bahan baku bubur untuk bayi. Dalam kasus tersebut, toko-toko memiliki mesin terutama dimaksudkan untuk menggiling rempah-rempah menjadi bubuk bahan pangan masakan Tamil. Little India berbeda dari banyak lingkungan lain di Singapura dalam banyak hal.
Maka, cukup menghentak kalau kemudian terjdi kerusuahan di kawasan ini. Bahkan ada 27 orang berlatar Asia Selatan ditangkap polisi terkait kerusuhan pada Minggu malam (8/12/2013) di kawasan Little India, Singapura itu.
Agama di Singapura[93] | ||||
---|---|---|---|---|
religion | percent | |||
Buddha | 33% | |||
Kristen | 18% | |||
Tanpa agama | 17% | |||
Islam | 15% | |||
Taoisme | 11% | |||
Hindu | 5.1% | |||
Lainnya | 0.9% |
Siaran pers kepolisian Singapura menyebutkan kerusuhan yang melibatkan sekitar 400 orang itu dipicu tewasnya satu orang akibat ditabrak bus di persimpangan Race Course Road dan Hampshire Road. Korban meninggal dalam kecelakaan adalah seorang berusia 33 tahun berwarga negara India.
Pengemudi bus cedera dan masih dirawat di rumah sakit. Polisi mengatakan ada lima kendaraan polisi dan satu ambulans yang rusak selama kerusuhan yang meletus sekitar pukul 09.23 malam, Minggu.
Beberapa lagi kendaraan pribadi juga dirusak, tulis siaran pers polisi. Ng Joo Hee, Komisaris di Kepolisian Singapura, mengatakan kerusuhan tersebut dapat dipadamkan oleh polisi dalam waktu satu jam sejak kabar diterima aparat.
Sebanyak 300 petugas telah dikerahkan guna menangani kerusuhan itu, demikian laporan kantor berita Xinhua.
Polisi mengatakan 10 personelnya cedera, tujuh di antara mereka dirawat di rumah sakit. "Kami menangani peristiwa ini dengan sangat sungguh-sungguh, dan kami telah menganggap kekacauan tersebut sebagai kerusuhan yang melibatkan senjata berbahaya. Kami tak membuang-buang waktu untuk menangkap mereka yang terlibat," kata Ng Joo Hee.
Petinggi kepolisian itu menambahkan tak satu tembakan dilepaskan oleh personel polisi selama kerusuhan itu.
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri Singapura Teo Chee Hean mengatakan pemerintah "takkan mentolerir prilaku melanggar hukum semacam itu".
Ia meminta masyarakat agar tenang dan tidak berspekulasi mengenai kejadian tersebut.
Ia juga menekankan pemerintah akan menangani semua segi peristiwa itu dan semua orang yang terlibat "dengan tegas, dan sepenuhnya sesuai hukum". Kerusuhan adalah hal yang jarang terjadi selama empat dasawarsa terakhir, kata polisi Singapura.