Bisnis.com, JEMBER - Terkadang nasib wartawan tidak lebih baik dari pengemis. Ketika di aula pendapa Wahya Wibawagraha Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (4/12/2013) satu kepala desa dilantik, tiga wartawan dihardik, diusir bahkan diseret ke luar ruangan.
Arimacs Wilander dan Ruli Efendi dari Harian Radar Jember (Jawa Pos Group), serta Budi Muin Sucahyono dari Radio Republik Indonesia (RRI Itulah ketiga wartawan yang diusir oleh pegawai di Humas Pemkab Jember. "Kami diusir secara kasar. Bahkan teman saya, yang hendak mengambil gambar, diseret sekitar 3 meter menuju ke pintu keluar. Kami tidak boleh meliput di sana," kata Ruli Efendi seperti dikutip Antara.
Humas Pemkab Jember melalui "sms center" mengirim pesan singkat kepada semua wartawan terkait dengan kegiatan pelantikan kepala desa yang digelar di pendapa Pemkab Jember.
"Saat kami datang, banyak wartawan mingguan tidak diperkenankan masuk ke dalam aula pendapa. Namun, saya sudah meminta izin kepada salah seorang petugas Satuan Polisi Pamong Praja untuk melakukan peliputan dan diperkenankan masuk," paparnya.
Ketika masuk ke dalam ruangan, lanjut dia, seorang petugas protokoler menyuruh wartawan keluar dan menyeret Arimacs yang hendak mengambil gambar Bupati Jember MZA Djalal yang membacakan sumpah jabatan para kepala desa terpilih.
"Kami dilarang melakukan peliputan dan menyuruh keluar ruangan. Padahal saya sudah menyampaikan identitas saya dari media mana dan menunjukkan kartu pers. Petugas protokoler itu tetap saja menyeret teman saya dan meminta keluar ruangan," ujarnya.
Sementara Arimacs mengaku terkejut karena petugas protokoler tersebut menarik kerah bajunya dari belakang dan menyeretnya menuju ke pintu keluar ruangan. "Saya hendak mengeluarkan kamera untuk mengambil gambar prosesi pelantikan kepala desa, tetapi tiba-tiba seorang petugas protokoler Pemkab Jember menyeret saya hingga ke pintu samping pendapa," tuturnya.
Melihat kejadian itu, seorang wartawan senior RRI Jember Budi Muin Sucahyono yang sudah lebih dulu di dalam aula pendapa langsung mendatangi kedua wartawan Radar Jember dan menjelaskan kepada petugas protokoler bahwa kedua wartawan itu dari Jawa Pos Group.
"Saya juga diusir, setelah petugas protokoler itu mengetahui saya juga wartawan. Kamu wartawan juga, ayo keluar-keluar," katanya sambil menirukan ucapan petugas protokoler tersebut.
Ketiga wartawan tersebut menyayangkan tindakan petugas protokoler yang melakukan pengusiran secara kasar. Padahal, pihak Humas Pemkab Jember mengundang wartawan untuk melakukan peliputan pelantikan kepala desa terpilih itu. Kabag Humas Pemkab Jember Sandi Suwardi Hasan belum berhasil dikonfirmasi terkait persoalan itu, dan beberapa kali dihubungi melalui telepon selulernya tidak diangkat.