Bisnis.com, BEIJING--Burberry Group Plc, pembuat produk barang mewah terbesar Inggris, mengajukan banding atas putusan pemerintah Cina yang membatasi mereka menggunakan pola kotak-kotak yang sudah menjadi merek dagang perusahaan ini dalam berbagai produk kulitnya.
Dalam pernyataan resmi yang dikutip Bloomberg, Kamis (28/11), perusahaan yang berbasis di London, Inggris ini mengatakan putusan regulator Cina tidak akan efektif sebelum putusan banding keluar. Dengan demikian, Burberry pun tidak bakal mengubah merek dagangnya untuk produk kulit ataupun jenis-jenis barang lainnya hingga hasil banding diumumkan.
Burberry optimis banding mereka bakal dikabulkan. Objek yang dipermasalahkan oleh Kantor Merek Dagang Cina adalah merek dagang "Check" alias pola kotak-kotak yang digunakan perusahaan tersebut. Pola ini hanya dipakai di produk Burberry yang dibuat dari kulit.
Terkait banding ini, pihak regulator Cina belum memberikan komentarnya.
Burberry, yang berdiri sejak 1856, tidak hanya memproduksi barang-barang dari kulit seperti tas, alas kaki, atau ikat pinggang, tapi juga membuat pakaian, jam tangan, dan parfum. Perusahaan ini hanya satu dari sekian banyak merek internasional yang menghadapi kesulitan beroperasi di Negeri Tirai Bambu itu.
Tahun ini, pemerintah setempat telah mengadakan penyelidikan terhadap merek-merek asing, dari produk makanan bayi sampai obat-obatan.
Perusahaan yang pernah menghadapi perseteruan serupa di Cina diantaranya Apple Inc., asal AS, dan Danone, asal Perancis. Apple mengeluarkan US$60 juta tahun lalu untuk mengakhiri perselisihan dengan Proview International Holdings Ltd. terkait merek iPad yang sudah berlangsung 2 tahun. (Bloomberg)