Bisnis.com, BANDUNG - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) wilayah Jawa Barat mengungkapkan mayoritas industri kecil menengah (UKM) yang memiliki ketergantungan terhadap bahan baku impor terpuruk.
Bahkan, sebagian industri kecil gulung tikar akibat nilai tukar rupiah yang semakin melemah.
Wakil Ketua Apindo Jabar Ari Hendarmin mengungkapkan sejumlah IKM telah gulung tikar sejak 2 bulan yang lalu. Misalnya, pengusaha tekstil dan produk tekstil (TPT) yang masih sangat tergantung pada pasokan impor bahan baku kapas.
“Apalagi rupiah telah mencapai Rp11.800 yang semakin memberatkan bagi IKM," katanya kepada Bisnis, Rabu (27/11/2013).
Menurutnya, produktivitas barang tekstil di Jabar sejak 2 bulan yang lalu semakin merosot, serta daya saing pengusaha pun menurun akibat murahnya harga tekstil impor di dalam negeri.
Barang modal IKM TPT seperti mesin juga masih bergantung impor dengan harga yang terus merangkak naik dan semakin memukul pengusaha tekstil di Jabar.
Selain TPT, pengusaha tahu dan tempe sebagian telah gulung tikar karena harga kedelai melonjak. Demikian juga, sektor pertanian dan peternakan ikut terpukul, seperti industri terkait sapi dan daging yang mayoritas masih bergantung pada pasokan impor.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jabar Ade Sudrajat mengungkapkan pendapatan pengusaha tekstil turun drastis hingga 20% sejak dua bulan lalu, saat rupiah terus melemah.
“Hal ini karena para pengusaha tak dapat membebankan kenaikan harga kapas, sebagai bahan baku tekstil, terhadap harga jual produk tekstil, karena daya beli masyarakat rendah,” ujarnya. (K1O/K32)