Bisnis.com, MANADO- Para pakar ekonomi Universitas Sam Ratulangi mengatakan terdapat banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi pemerintah untuk meningkatkan investasi di Sulawesi Utara.
Dosen Unsrat, Joubert Maramis mengatakan pertumbuhan ekonomi Sulut dalam jangka panjang harus ditopang oleh investasi. Perekonomian Sulut sejauh ini masih ditopang oleh sektor konsumsi yang mencapai 60%.
Maramis menilai pengembangan investasi masih sulit karena dukungan infrastruktur yang belum memadai dan proses birokrasi perizinan investasi yang masih sulit.
Mengutip Ranking of Economies Doing Bussines dari World Bank 2012 peringkat investasi Manado berada pada posisi buncit alias posisi terakhir dari 20 kota di Indonesia yang disurvei.
“Perlu integrasi semua stakeholder dalam mempermudah investasi,” ujarnya.
Dosen Ekonomi Unsrat lainnya Pegy Mekel mengatakan secara kultural masyarakat Sulut sangat terbuka. Namun, ketika pemerintah ingin membuka keran investasi perlu pertama-tama membenahi tenaga kerja dan usaha kecil menengah (UKM).
"Investor masuk tetapi lokal tidak siap, sehingga perlu mendorong UKM yang saat ini masih kecil untuk bertumbuh lebih besar," ujarnya.
Kepala bidang neraca wilayah dan analisis statistik BPS provinsi, Decky Tiwang mengatakan kajian BPS triwulan III/2013 menemukan beberapa produk unggulan Sulut seperti kelapa sudah tidak ditangani dengan baik karena harga jual yang rendah.
Dengan harga jual kopra hanya Rp4.000 per kg tidak sebanding dengan biaya produksi sehingga banyak. petani yang beralih ke bidang jasa.
"Banyak petani malah mengatakan sudah 2 tahun tidak memanjat kelapa," ujarnya.
Sulut Genjot Investasi
Para pakar ekonomi Universitas Sam Ratulangi mengatakan terdapat banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi pemerintah untuk meningkatkan investasi di Sulawesi Utara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Thomas Mola
Editor : Linda Teti Silitonga
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
54 menit yang lalu