Bisnis.com, New York- Penjualan karya seniman Francis Bacon yang berjudul Three Studies of Lucian Freud dipamerkan di Rumah Lelang Christie di New York pada 31 Oktober 2013. Seperti dikutip oleh Reuters, karya tersebut menjadi pemecah rekor dengan mencetak pendapatan US$142,4 juta atau sekitar Rp1,6 triliun.
Hal ini merupakan peluang baru di industri seni yang dipercaya oleh kalangan orang kaya untuk menginvestasikan uangnya dengan aman.
Lukisan karya Bacon pada 1969, karya yang paling berharga pada pelelangan, merupakan salah satu dari 10 rekor dunia seni kontemporer yang ditetapkan oleh pihak Christie. Acara yang berlangsung di New York tersebut mencetak angka pelelangan tertinggi sepanjang sejarah industri seni dengan pemasukan US$691 juta.
Karya Bacon terjual setelah persaingan sengit yang berlangsung selama 6 menit. Lukisannya dengan mudah melampaui rekor sebelumnya yaitu The Scream karyaEdvard Munch yang mencetak US$119,9 juta pada Mei tahun lalu.
Seni pahat Jeff Koon yang berjudul Balloon Dog (Orange) merupakan pelelangan tertinggi untuk karya seniman yang hingga kini masih hidup dengan pencapaian US$58,4 juta.
“Apa yang sedang kami alami sekarang merupakan tren baru yang berkembang di pasaran. Fenomena ini adalah kombinasi dari modal yang melimpah dan kebutuhan dari sekelompok kecil individual yang berorientasi pada keuntungan yang lebih tinggi untuk menginvestasikan modal mereka pada aset yang nantinya akan dihargai,” kata Todd Levin, Penasehat Seni dan Direktur Levin Art Group New York.
Ia menambahkan seni adalah tempat dimana orang merasa aman untuk menginvestasikan uangnya. Pasalnya, uang tersebut dapat berputar dan memberi keuntungan.
SENI BERKUALITAS
Kolektor seni dengan kantong tebalnya yang telah mendaftar pada acara pelelangan Christie terdiri dari 42 negara yang tersebar dari wilayah Amerika, Eropa dan Asia. Mereka yang berasal dari ketiga benua tersebut merupakan pelelang yang gigih.
Sejumlah 3 karya masing-masing terjual lebih dari US$50 juta, sedangkan 11 lainnya masing-masing dilego seharga US$20 juta. Dan 16 sisanya dilelang di atas US$10 juta.
Colin Sheaf, Kepala Deputi dan Ketua Asian Art at Bonhams di London mengatakan tingginya jumlah pelelangan bukan hanya bukti dari kepercayaan baru di pasar yang menebus level tertinggi tetapi juga merupakan cermin dari kualitas seni yang membaik.
Karya Bacon yang menunjukkan sosok teman dan pelukis pengikutnya Lucian Freud yang sedang duduk di sebuah kursi yang tampak dari samping dan memperlihatkan wajahnya, sebelumnya tidak pernah dilelang di rumah lelang manapun. Hal ini menyebabkan para pembeli kelas atas begitu tertarik.
“Karya tersebut merupakan hasil tangan dingin dari seorang Bacon dan sekarang karya itu telah jatuh ke tangan orang lain,” kata Sheaf.
Levin menambahkan permintaan lukisan di pasaran sangat tinggi, dikarenakan orang-orang yang memiliki modal yang besar untuk dimainkan, sedang berspekulasi di pasar.
“Anda tidak bisa berinvestasi di seni, yang dapat Anda lakukan hanyalah berspekulasi, dan mereka melihat fenomena seni ini sebagai aset berharga di mana mereka aman meletakkan sebagian porsi hartanya secara signifikan ke dalam karya seni,” katanya.
Brett Grovy, Kepala dari Christie postwar and contemporary art, percaya bahwa fenoma ini bukanlah hal yang berlebihan dalam jangka waktu sesaat.
“Kolektor top kami melelang dengan sangat amat agresif untuk mendapatkan lukisan terbaik dari yang terbaik,” katanya setelah acara pelelangan usai.
Dia juga menambahkan banyak kolektor yang akhirnya bermain di pasar seni.
Pasar seni akan kembali dilakukan uji coba pada Rabu ketika Rumah Lelang Sotheby menggelar pelelangannya dengan tema yang sama, yaitu post-war and contemporary art.