Bisnis.com, JAKARTA--Jum'at (11/10/2013) hari ini, bisa jadi merupakan hari tersibuk di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi. Betapa tidak, serentetan nama-nama "tenar" dijadwalkan diperiksa penyidik KPK.
Mulai dari mantan Menpora yang juga tersangka dugaan korupsi pembangunan sarana dan prasarana olahraga di Hambalang, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Sekjen DPR RI Winantuningtyastiti, Sekjen Mahkamah Konstitusi Janedjri M Gaffar, Mantan Ketua SKK Migas Rudi Rubiandini, Bupati Gunung Mas Hambit Bintit, Lin Chi Wei, mantan Walikota Dada Rosada, hingga Emir Moeis.
Tercatat, ada 26 nama saksi dan tersangka yang diperiksa KPK, yang tercatat dalam jadwal pemeriksaan KPK yang tertempel di ruang wartawan.
Ke 26 orang tersebut, diperiksa untuk delapan kasus korupsi yang ditangani KPK. Antara lain korupsi Hambalang, dugaan korupsi FPJP bank Century, dugaan suap pengurusan impor daging sapi di Kementan, penanganan perkara sengketa diMK, korupsi pengadaan simulator SIM korlantas POLRI, TPK pengurusan anggaran DPRD, pembangunanproyek PLTU Tarahan, dan dugaan suap pengurusan dana bansos di Pemkot Bandung.
Namun, ramainya pemeriksaan jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah wartawan yang ada di KPK hari ini. Sekitar lebih dari seratus wartawan tampak memenuhi ruang wartawan, hingga lobi KPK. Bahkan, sedikitnya ada lebih dari 25 unit kamera yang terdiri dari stasiun televisi nasional.
Bukan hanya wartawan, tampak puluhan aparat kepolisian juga tersebar di beberapa titik gedung KPK. Juga, terlihat beberapa warga sipil yang berpakaian ala ulama, yang juga terlihat menunggu sesuatu di sini.
Kesibukan lainnya juga bertambah dari aksi demo yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Tirtayasa Banten di depan gedung KPK, yang menuntut agar KPK mengusut tuntas kasus yang menjerat adik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Yel-yel tuntutan dan lagu kebangsaan nasional bergantian mereka teriakan.
Dengan padatnya jadwal pemeriksaan tersebut, rata-rata waktu kedatangan sekitar satu jam sekali sejak pagi tadi. Tentu saja, kehadiran yang paling menyita perhatian yakni ketika Andi Malarangeng dan Gubernur Banten yang tiba masing-masing pukul 10.40 WIB dan 13.30 WIB.
Sehingga, perlu dilakukan pengaturan oleh pihak kepolisian. Namun, sepanjang pengamatan Bisnis kondisi masih berjalan lancar tanpa ada keributan.
Selang kurang dari satu jam Atut masuk, tak lama Tb Chaeri Wardana, yang juga tersangka kasus suap sengketa pilkada Lebak Banten, tampak dikawal masuk oleh seorang petugas keamanan. Langsung diserbu pewarta, Wawan sampai harus dilindungi oleh petugas keamanan hingga memasuki pintu kaca yang membatasi ruang resepsionis pengunjung umum ke lokasi steril gedung KPK.Seperti Atut, Wawan juga bungkam ketika diberondong pertanyaan oleh wartawan.
Entah apa tujuan KPK menjadwalkan pemeriksaan kasus "panas" dalam waktu yang berbarengan tersebut. Padahal sebelumnya, KPK seringkali mengeluhkan jumlah penyidik yang sedikit dan tidak memenuhi kuota. Bahkan, alasan itu seringkali menjadi alasan lambannya proses penyidikan suatu kasus, termasuk kasus Hambalang.
Pasalnya, berdasarkan pengakuan beberapa saksi yang pernah diperiksa, setidaknya ada hingga lima orang penyidik untuk memeriksa satu orang saksi atau tersangka.
Artinya, dengan 26 orang yang diperiksa, maka setidaknya diperlukan maksimal sekitar 130 penyidik yang akan turun memeriksa.
Jadwal pemanggilan Andi Malarangeng sebagai tersangka memang sudah disampaikan KPK sejak awal pekan ini. Jadwal ini, meleset beberapa pekan dari janji KPK setelah sebelumnya Ketua KPK Abraham Samad mengatakan akan segera memeriksa Andi sebagai tersangka paska dikeluarkannya laporan BPK tentang audit Hambalang. Meski demikian belum ada kepastian apakah Andi akan ditahan hari ini.
Adapun pemanggilan terhadap Atut baru dilayangkan dua hari lalu, sebagai saksi untuk tersangka Susi Tut Handayani. Hingga saat ini, baik Andi ataupun Atut masih menjalani pemeriksaan. Entah sampai pukul berapa, belum diketahui kedua orang yang paling menyita perhatian di gedung KPK itu akan selesai diperiksa.