Bisnis.com, PEKANBARU—Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat sektor pertambangan menyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Riau sekitar 35%—40%.
Kepala BPS Provinsi Riau Mawardi Arsyad mengatakan di Riau kaya dengan minyak, sedangkan untuk gas masih tidak begitu banyak.
“Riau itu ‘kuenya’ terbesar ada di pertambangan, 35%—40% dari PDRB. Kemudian minyak itu, 50%—55% hasil minyak Indonesia ada di Riau,” ujarnya di sela-sela acara pelantikan pejabat eselon III di lingkungan BPS Riau, Kamis (10/10/2013).
Mawardi mengatakan PDRB Riau pada 2011 sebesar Rp414 triliun, hampir sama dengan PDRB Jawa Tengah. Padahal, jumlah penduduk Riau hanya 5,6 juta jiwa, sedangkan Jawa Tengah mencapai lebih dari 32 juta jiwa.
Secara terpisah, sebelumnya Bank Indonesia mencatat nilai PDRB Riau pada 2012 mencapai Rp469,07 triliun atau berada pada tingkat kelima di tingkat nasional, dengan kontribusi sebesar 5,7% terhadap pembentukan PDRB nasional.
Secara umum, sektor migas memang memiliki peran yang cukup dominan terhadap perkembangan PDRB di Provinsi Riau, meskipun trennya cenderung menurun dari 43% pada 2004 hingga menjadi sebesar 37% pada 2012.
Adapun sebelumnya, Mawardi melantik dua orang pejabat eselon III di lingkungan BPS Riau. Pertama adalah Joni Kasmuri sebagai Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik pada BPS Provinsi Riau.
Kedua, Agustinus Hariyanto sebagai Kepala BPS Kabupaten Pelalawan. Mawardi menyebut bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Pelalawan adalah sekitar 340.000 jiwa.
“Pelalawan berkontribusi terhadap perekonomian Riau sekitar 5%. Meski tidak ada minyak di sana, tapi di sana termasuk daerah yang maju dan berkembang,” ujarnya berpesan kepada pejabat yang baru dilantik.