Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat Tangerang yang relatif lebih urban dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Banten tidak mengenal dekat Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, apalagi Sang Gubernur jarang berkunjung ke daerah Tangerang, kecuali untuk keperluan tertentu saja seperti pelantikan bupati atau walikota.
Sejumlah warga Tangerang yang dihubungi Bisnis mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap kepemimpinan Atut, anak sang jawara Banten Tubagus Hasan. Edi Nubroha, misalnya. Ia berpendapat bahwa Tangerang merupakan mesin uang bagi Provinsi Banten. Pendapatan Asli Daerah Provinsi Banten banyak disumbang oleh daerah yang berbatasan dengan Jakarta ini, lebih dari 50%.
Sayangnya, dana yang disedot oleh Pemprov Banten tidak banyak dirasakan timbal baliknya oleh masyarakat Tangerang dalam bentuk pembangunan.
Beberapa rencana pembangunan hingga kini masih tersendat. Sebut saja normalisasi Kali Sabi di Karawaci yang hingga kini belum jelas juntrungannya.
Wajar jika masyarakat Tangerang menuntut pembangunan yang lebih besar dari Pemprov Banten karena mereka menyumbang PAD lebih besar, di samping kebutuhan pembangunan di daerah ini jauh lebih besar dibandingkan daerah lain karena kondisi yang lebih dinamis.
Dalam perkembangan lainnya, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang sempat dikabarkan menghilang ternyata tidak ke mana-mana.
Pernyataan sumber Kabar24.com yang menyebutkan bahwa Ratu Atut hanya menghindar dari sorotan publik mendapat pembenaran dari kegiatan istigasah di Masjid Baitussolihin, yang berada di depan rumahnya di Serang.
Seperti dilaporkan Metrotv, Senin 7 Oktober, ratusan ulama dan warga Banten menggelar istigasah bersama Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah di Masjid Baitussolihin, Jalan Bhayangkara Nomor 1, Kecamatan Cipocokjaya, Kota Serang.
Sejumlah pejabat Banten dilaporkan hadir dalam istigasah tersebut. Saat istigasah, Atut didampingi adiknya Ratu Chasanah, dan menantunya Ade Rossi Kharunnisa.