Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemilu 2014: KPU&Kemendagri Temukan 20,3 Juta Data Pemilih Bermasalah

Bisnis.com, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum dan Kementerian Dalam Negeri menemukan 20,3 juta data pemilih yang berbasiskan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) masih bermasalah.

Bisnis.com, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum dan Kementerian Dalam Negeri menemukan 20,3 juta data pemilih yang berbasiskan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) masih bermasalah.

"Hasil pertemuannya sudah ada kemajuan, tetapi masih ada data yang harus disinkronkan kurang lebih 20,3 juta yang elemen datanya berbeda," kata Dirjen Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Irman, usai rapat kerja antara KPU, Kemendagri, Komisi II DPR dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di Gedung KPU Pusat Jakarta, Jumat petang (4/10/2013).

Sebanyak 20,3 juta data pemilih tersebut belum terkonfirmasi terkait lima elemen data kependudukan, yakni nama, tempat dan tanggal lahir, alamat, jenis kelamin dan nomor induk kependudukan (NIK).

Perbedaan data kependudukan dengan data pemilih tersebut diperoleh dari 190 juta data penduduk DP4 yang telah diserahkan Kemendagri kepada KPU pada Februari lalu.

Raker itu merupakan yang kedua kalinya setelah raker pertama digelar pekan lalu di Kantor Kemendagri. Raker berikutnya dijadwalkan digelar di DPR dengan menghadirkan Menteri Dalam Negeri pada 10 Oktober, sebelum rekapitulasi penetapan daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2014 secara nasional pada 13 Oktober.

Dalam raker pertama terungkap bahwa kekisruhan sinkronisasi antara data DP4 dengan data daftar pemilih sementara (DPS) untuk menyusun DPT terjadi karena disintegrasi sistem informasi yang dimiliki oleh Kemendagri dan KPU.

Akibatnya, baik Kemendagri dan KPU masing-masing merasa memiliki data yang valid untuk menyusun DPT. Hal itu juga berakibat pada batalnya penetapan DPT secara serentak di tingkat kabupaten-kota oleh KPU.

Ketua KPU Husni Kamil Manik sempat mengatakan pihaknya menemukan data ganda di DPSHP sebesar 49 juta pemilih dari sebelumnya ditelusuri terdapat 65 juta pemilih.

"Penyisiran data tersebut, akan dilakukan secara terpusat di Jakarta selama tidak memerlukan konfirmasi data di lapangan," katanya. (antara/yus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Yusran Yunus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper