Bisnis.com, PEKANBARU - Bank Indonesia Provinsi Riau mencatat total aset bank umum di Riau pada Agustus 2013 mencapai Rp76,18 triliun, turun tipis 2,7% dari posisi per Juni 2013 yang sebesar Rp78,29 triliun.
M. Abdul Majid Ikram, Kepala Tim Ekonomi Moneter BI Provinsi Riau, mengatakan kegiatan bank umum di Riau menghadapi tantangan dari segi menurunnya likuiditas dana masyarakat.
Meski demikian, menurutnya total aset tersebut masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan akhir 2012 yang sebesar Rp72,22 triliun.
“Penurunan aset pada Agustus 2013 didorong oleh menurunnya penghimpunan DPK [Dana Pihak Ketiga] yakni dari Rp55,99 triliun pada Juni, menjadi Rp54,14 triliun pada Agustus,” ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima Bisnis, Rabu (2/10/2013).
Di sisi lain, BI juga mengumumkan bahwa jumlah kredit yang disalurkan menunjukkan sedikit peningkatan, dari Rp46,55 triliun pada Juni menjadi Rp46,84 triliun pada Agustus.
Dari sisi risiko, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loans) pada Agustus tercatat masih relatif terjaga yakni sebesar 3,51%. Sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR) bank umum tercatat sebesar 86,51%.
Berbeda dengan kondisi perbankan Riau, kinerja perbankan nasional pada kuartal III/2013 justru relatif stabil. Nilai aset perbankan nasional tercatat sebesar Rp4.580 triliun, naik 1,1% dibandingkan dengan Juni.
Peningkatan ini bersumber dari meningkatnya jumlah penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yakni dari Rp3.770 triliun menjadi Rp3.790 triliun atau naik sebesar 0,69%.
Sejalan dengan meningkatnya DPK, kredit yang disalurkan oleh perbankan nasional tercatat meningkat dari Rp3.042 triliun menjadi Rp3.107 triliun pada Juli atau naik sebesar 2,11%.
Dari sisi risiko, perkembangan NPL perbankan relatif terjaga yakni sebesar 1,98%, sedangkan LDR telah mencapai 81,97%.
Sementara itu, kinerja nilai tukar Rupiah selama September masih menunjukkan pelemahan. Secara point-to-point, nilai tukar Rupiah mengalami pelemahan sebesar 6,30% (month to month/mtm) menjadi Rp11.671 per dolar AS, atau secara rata-rata melemah sebesar 7,31% (mtm) menjadi Rp11.403 per dolar AS.
“Pelemahan rupiah utamanya tidak terlepas akibat ketidakpastian dipasar keuangan global sebagaimana tercermin dari meningkatnya faktor risiko di berbagai negara,” tulis Abdul.