Bisnis.com, PEKANBARU—Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat laju inflasi di Kota Pekanbaru pada September 2013 sebesar 0,24%, sementara Kota Dumai sebesar 0,32%.
Kepala BPS Provinsi Riau Mawardi Arsyad mengatakan inflasi di Kota Pekanbaru lebih disebabkan oleh naiknya tarif rekreasi serta daging ayam ras.
“Tarif rekreasi naik 40%. Rekreasi di sini termasuk tiket masuk kolam renang, juga pembelian TV dan tablet,” ujarnya ketika ditemui di kantornya, Selasa (1/10/2013).
Selain itu, beberapa komoditas lain yang juga mengalami peningkatan harga di Pekanbaru selama September 2013 adalah empek-empek (naik 20,12%), tarif gunting rambut anak (20,01%), serta tarif SPP tingkat SLTA (naik 17,62%).
Sementara itu, beberapa komoditas yang harganya turun adalah cabe merah (turun 40,27%), bawang merah (36,64%), jeruk nipis/limau (turun 32,71%), petai (turun 23,61%), serta jengkol (turun 21,83%).
Andil inflasi September 2013 di Pekanbaru paling tinggi disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,52%, serta pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,46%.
Sementara itu, kelompok pengeluaran bahan makanan serta transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sudah mulai deflasi masing-masing sebesar 0,92% dan 0,02%.
Di Pekanbaru, laju inflasi tahun kalender sebesar 7,08% dan inflasi year on year (yoy) sebesar 7,79%. Sementara itu di Dumai, laju inflasi tahun kalender sebesar 6,65% dan inflasi year on year (yoy) sebesar 7,53%.
Di Dumai, beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga selama September 2013 adalah kasur (naik 15,38%), gaun (14,56%), kipas angin (naik 13,77%), tempe (naik 13,28%), dan taman kanak-kanak (11,65%).
Sementara itu, beberapa komoditas yang harganya turun adalah bawang merah (turun 28,57%), cabe merah (turun 21,27%), alpukat (turun 21%), daun singkong (turun 17,9%), dan buncis (turun 14,73%).
“Di Pekanbaru dan Dumai, penduduknya suka beli makanan di luar. Makanya restoran-restoran pada tumbuh, pertanda bahwa kota ini kota modern,” tambah Mawardi. (ra)