Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Kopi di Malang Turun 50%

Bisnis.com, MALANG - Produksi kopi di sejumlah daerah penghasil kopi di Jawa Timur pada tahun ini turun 50% akibat cuaca yang tidak kondusif.

Bisnis.com, MALANG - Produksi kopi di sejumlah daerah penghasil kopi di Jawa Timur pada tahun ini turun 50% akibat cuaca yang tidak kondusif.

Di tengah situasi produksi yang menurun tersebut, petani masih bisa bernafas lega, karena harga jual kopi dari petani yang dipatok PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII lebih tinggi dibandingkan dengan mitra yang berada di Surabaya.

Yusriadi, Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Kopi Jawa Timur yang juga Ketua Asosiasi Petani Kopi Kabupaten Bondowoso Yusriadi mengatakan penurunan produksi disebabkan faktor cuaca yang tidak bersahabat.

“Faktor alam mengakibatkan proses pembuahan tidak berlangsung sempurna, karena bunga keburu rontok menyusul tidak adanya hujan,” kata Yusriadi kepada Bisnis di Malang, Selasa (24/9/2013).

Menurutnya, sewaktu terjadi proses pembuahan, tanaman kopi membutuhkan guyuran hujan. Akibatnya saat ini produksi kopi per hektare rata-rata hanya sebesar 40-60 ton. Jika kondisi normal produksi mencapai 80-100 ton.

Daerah penghasil kopi di Jawa Timur yang mengalami penurunan produksi tersebut diantaranya Bondowoso, Jember, dan Banyuwangi. Kendati produksi turun, tetapi petani masih bersyukur dengan harga beli PTPN XII yang cukup tinggi.

“Harga beli PTPN sebesar Rp18.000 per kg. Sementara harga beli mitra hanya Rp12.000 per kg untuk biji kopi HS,” ujarnya.

Biji kopi HS adalah biji kopi berkulit tanduk hasil pengolahan buah kopi dengan proses pengolahan secara basah (wet process). Sedangkan untuk biji kering PTPN membeli Rp30.000 per kg lebih tinggi dari mitra yang hanya Rp21.000 per kg.

Sehingga petani lebih memilih menjual kopi miliknya ke PTPN selain menjual sendiri produknya ke pasar umum utamanya kafe-kafe yang berada di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Malang.

Potensi kopi asal Bondowoso sendiri cukup besar yakni mencapai lebih dari 19.000 hektare lahan.Lahan tersebut dikelola oleh 30 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 25 orang.

Hasil produksi kopi robusta di Bondowoso lebih besar karena mayoritas lahan petani berada di ketinggian antara 600-1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl) atau berada di lereng Gunung Raung. Sementara untuk jenis arabika berada di atas lahan dengan ketinggian sekitar 1.200 mdpl atau berada di kawasan Gunung Ijen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Sofi’I
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper