Bisnis.com, BANDUNG - Koperasi Perajin Tahu dan Tempe Indonesia (Kopti) Jawa Barat khawatir harga kedelai kembali liar menyusul perombakan seluruh regulasi program stabilisasi harga kedelai.
Ketua Kopti Jabar Asep Nurdin mengemukakan saat ini pihaknya terus memantau harga kedelai di pasaran yang relatif stabil. "Saat ini suplai kedelai di Jabar masih normal, harganya fluktuatif tetapi belum memberatkan perajin," katanya hari ini, Senin (23/9/2013).
Akan tetapi, Kopti masih khawatir harga kedelai kembali liar akibat anomali cuaca di Amerika Serikat sebagai produsen terbesar kedelai dunia. Dia berharap pemerintah bisa melakukan pengawasan terhadap rantai distribusi kedelai agar harga tidak kembali liar.
Selain itu, program swasembada kedelai juga harus digenjot karena potensi pengembangan kedelai lokal sangat bagus.
Kepala Dinas perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar Ferry Sofwan mengemukakan anomali cuaca di Amerika Serikat membuat harga kedelai lokal sulit untuk turun, ditambah depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang saat ini belum stabil.
"Untuk mengantisipasi dampaknya, harus menggenjot produksi kedelai lokal," ujarnya.
Dia mengaku pihaknya telah membahas masalah tersebut saat rapat koordinasi di Jawa Tengah soal anomali cuaca di AS. Jabar diberikan mandat dalam APBN dan APBD perubahan untuk memfasilitasi petani kedelai seluas 120.000 hektare.
“Meskipun tidak menyebutkan dana yang digelontorkan pemerintah untuk menanggulangi kedelai, poin pentingnya kebutuhan kedelai di Jabar harus bisa dipenuhi.” (Wandrik Panca Adiguna)