Bisnis.com, JAKARTA - Sekitar 50.000 pekerja industri garmen mengadakan unjuk rasa besar-besaran di Dhaka, ibu kota Bangladesh untuk menuntut kenaikan lebih dari 1,5 kali lipat upah minimum.
"Kami tidak memiliki alternatif lain, kecuali meningkatkan suara kuat-kuat," Nazma Akter, Presiden Federasi Buruh Garmen, yang membawahi 52 kelompok pekerja garmen saat menggelar aksi Sabtu, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (21/9/2013).
"Kami tidak akan ragu-ragu untuk melakukan apa pun untuk mewujudkan permintaan kami," katanya.
Industri ekspor garmen Bangladesh US$20 miliar mempekerjakan sekitar 4 juta pekerja yang berpenghasilan sekitar 3.000 taka atau sekitar US$38 per bulan, atau setengah dari gaji pekerja pabrik di Kamboja.
Para buruh tersebut menginginkan kenaikan gaji menjadi 8.000 taka atau US$103 per bulan.
"Kami bukan obyek belas kasihan, perekonomian bergerak dengan kerja keras kami," tambah Akter.
Meskipun pemilik pabrik sebelumnya menyetujui kenaikan gaji hanya 20%, tetapi para pekerja menolak dan menilai kenaikan tersebut sangat memalukan. Unjuk rasa itu berlansung selama 4 jam.
"Ini adalah pertemuan terbesar dari jenisnya untuk mewujudkan tuntutan mereka untuk menaikkan upah," kata Habibur Rahman, Kepala Polisi Metropolitan Dhaka. (ltc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News