Bisnis.com, SINGAPURA— Pemenang hadiah Nobel asal Myanmar, Aung San Suu Kyi, menilai ada dua akar dari konflik horisontal yakni ketakutan dan kebencian.
"Kita cenderung membenci hal yang kita takuti. Akarnya adalah kebencian dan ketakutan," ujarnya ketika menjawab pertanyaan mengenai konflik Rohingnya dari salah satu peserta Singapore Summit di Singapura, Sabtu (21/9).
Oleh sebab itu, kata Suu Kyi, pihaknya berupaya mengatasi konflik dengan menghilangkan ketakutan serta kebencian. Dia mengaku masalah konflik Rohingnya adalah salah satu persoalan paling sulit yang dihadapi negaranya.
Suu Kyi yang memimpin Liga Nasional untuk Demokrasi Myanmar itu mengatakan masyarakat internasional bisa membantu dengan lebih peduli dan lebih mengerti tentang masalah yang dihadapi oleh negaranya.
Dalam kaitan dengan ekonomi, katanya, diperlukan kedamaian serta keamanan. "Tanpa kedamaian dan keamanan orang tidak mau berinvestasi."
Suu Kyi juga mengimbau agar para investor mau berbisnis di negaranya tanpa menunggu berbagai perbaikan internal yang dilakukan mencapai hasil yang sempurna. (ltc)
